MALANGTIMES - Permasalahan pornografi dan narkoba dikalangan generasi muda di Indonesia terbilang darurat. Terbukti, sekitar 70 persen anak bangsa kecanduan situs pornografi.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
Karena itu, Kementerian Sosial (Kemensos) membentengi pornografi dan narkoba melalui penyuluhan sosial.
Staf Khusus Kemensos RI, M. Mas'ud Said mengatakan angka pengguna situs pronografi di kalangan anak muda mencapai 70 persen.
"Hasil kajian itu menurut data informasi dari pakar teknologi ada 70 persen generasi muda membuka situs pornografi disengaja maupun tidak sengaja. Angka ini sangat besar dan menjadi tantangan kami," kata Mas'ud saat menghadiri Gerakan Indonesia Bersinar terbebas dari narkoba dan pronografi melalui penyuluhan sosial di Harris Hotel and Convention Malang, Selasa (14/2/2017).
Upaya Kemensos menekan teknologi berbau pronografi di kalangan anak muda salah satunya dengan sosialisasi dan penyuluhan sosial.
Pada kegiatan penyuluhan ini, Kemensos menggandeng Pemkot Malang, Dinas Sosial Kota Malang, mahasiswa, muslimat, dan yayasan dengan mengampanyekan Indonesia bersih pornografi.
"Kami melawannya dengan tindakan preventif, caranya menyosialisasikan ke berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya untuk menyebarkan informasi dan peringatan serangan pronografi dan narkoba juga," ungkap pria asal Sidoarjo tersebut.
Pornografi di kalangan usia dini merupakan dampak dari kemajuan teknologi yang berkembang pesat.
"Memang agak berat sekali permasalahan pornografi ini karena sekarang sudah sangat masif. Kita punya jurus diibaratkan seperti ring obat nyamuk yang memberi pengarahan kepada anak meliputi ring keluarga, pusat pendidikan formal dan informal," ucap Mas'ud.
Kemudian, pemerintah daerah juga harus turut aktif untuk mengatasi persoalan ini. Kemensos mencatat ada 80 ribu desa dan 7 ribu kecamatan di Indonesia yang harus segera tertangani karena sudah terjangkit penyakit sosial bernama pornografi dan narkoba.
Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial RI juga sudah membuat modul untuk penyuluhan pornografi dan narkoba.
Baca Juga : HMI Kisip Brawijaya Salurkan Bantuan APD dan Handsanitizer ke RS Saiful Anwar
Modul tersebut menjadi bahan bagi para penyuluh agar bisa menekan meluasnya peredaran napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) di tengah masyarakat.
"Untuk menindaklanjuti Indonesia darurat narkoba dan pronografi, modul itu akan menjadi acuan yang bisa dipakai secara bersama dalam menanggulangi Napza. Pencegahan terhadap ancaman bahaya narkoba harus dilakukan secara terus menerus," paparnya.
Disamping itu, Kemensos juga sudah membuat pusat rehab di setiap daerah untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba yang kian marak di masyarakat.
"Harapan kami penyuluhan sosial ini benar-benar dimanfaatkan dengan baik dalam memerangi narkoba dan pornografi. Kami juga ingin sosialisasi ini disebarluaskan agar bisa jadi viral di media sosial," harap Mas'ud.
Sementara itu, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial RI, Tati Nugrahati menambahkan sampai saat ini sudah ada 97 persen remaja dari 4.500 remaja di 12 kota di Indonesia melihat dan mengakses situs pornografi.
"Sungguh tragis dan ini lebih bahaya daripada narkoba," kata Tati kepada MalangTIMES.
Lanjut dia, dimana pornografi terlalu sering dilihat atau di akses oleh kalangan anak-anak.
"Dampaknya akan merusak otak dan pikiran si anak dan itu mengganggu prefrontal cortexnya terganggu," jelasnya.