Batu akik yang beberapa tahun belakangan menjadi tren dan meledak di pasaran, kini mengalami penurunan pamor dan peminat, bahkan menukik tajam.
Faktor penyebabnya diantaranya adalah kejenuhan, tak ada standart pasti untuk harga batu akik yang dijual selain banyaknya batu akik palsu.
Tak hanya batu akik yang penjualannya menurun. Penjualan emban (gagang) akik pun tak luput terkena imbasnya.
Seorang pengrajin emban akik dari Dusun Corogo, Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, M Fadli Ibrahim, mengaku saat booming batu akik dirinya sangat kewalahan melayani permintaan pelanggan.
Padahal saat itu ia dibantu beberapa saudaranya dalam pengerjaan permintaan pelanggan yang datang dari hampir seluruh pelosok negeri.
Khususnya mereka yang menggemari ring/emban model hand made. Fadli harus selalu lembur untuk menyelesaikan emban yang didesainnya secara eksklusif demi kepuasan para pelanggannya.
Saat batu akik turun pamor, pelanggan musiman memang turun. Tetapi para pecinta sejati batu akik masih terus hilir mudik ketempatnya.
"Turun atau tidak pamor akik, tidak akan membuat saya berhenti berkarya". tutur Fadli yang mengaku sudah 17 tahun berkarya memproduksi emban monel hand made saat ditemui JombangTIMES.