MALANGTIMES - Desa Jenggolo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, memiliki daya pikat kuat yang disebabkan keberadaan sumber daya alam maupun sejarahnya yang cukup panjang.
Banyak orang, baik dalam maupun luar daerah Malang yang datang berkunjung ke Desa Jenggolo dengan berbagai keperluannya, seperti ke Mata air Sumber Songgo.
Mata Air Sumber Songgo, konon dari cerita turun temurun masyarakat setempat ada setelah zaman Kerajaan Sengguruh, yang statusnya merupakan Kadipaten di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Dulu sumbernya hanya satu.
Baca Juga : Pasca Corona, Warga Butuh Hiburan, Ini 3 Waterpark Paling Ngehit di Indonesia Bakal Diserbu Wisatawan
"Oleh karena waktu itu kebutuhan air bersih dirasa kurang, maka para pemuka adat pun mengadakan upacara atau ritual berdoa bersama. Berkat kharomah seorang murid Wali Songgo, maka sumber ini kemudian memancarkan sembilan buah mata air," tutur Sugianto, perangkat Desa Jenggolo, Jum’at (26/08/2016).
Entah sejak kapan, mata air Sumber Songgo didatangi puluhan bahkan ratusan orang dari dalam dan luar daerah. Terutama pada malam Jum’at Legi, orang berduyun-duyun datang untuk berendam dan mengambil airnya, siang maupun malam hari.
Menurut H. Lidyanto, Kepala Desa Jenggolo, dulu ada beberapa orang dari luar kota mencoba berobat dengan mandi di air Sumber Songo ini. Mereka diantaranya mengidap beberapa penyakit ringan hingga berat. Beberapa dari mereka ternyata akhirnya bisa sembuh dari penyakit. Mereka merasa berjodoh dan menyarankan kepada rekan dan saudara mereka untuk datang ke sumber tersebut.
“Mungkin dari getok tular ini, akhirnya air Sumber Songgo yang diyakini berkhasiat oleh para pendatang sampai sekarang jadi ramai dikunjungi. Wallahualam, tetapi Sumber Songgo bagi penduduk sekitar memang dari dulu dijadikan tempat untuk mandi, minum, cuci hingga pengairan sawah,” terang H. Lidyanto .
MalangtTIMES pernah berkunjung pada malam Jum’at Legi (22/08/2016) pukul 21.00 WIB dalam rangka membuktikan kabar Sumber Songgo. Ternyata memang di lokasi sudah penuh orang, baik laki-laki maupun perempuan yang berasal dari Malang sendiri, Blitar, Tulungagung bahkan dari Kalimantan yang akan berobat dengan cara berendam di Sumber Songgo.
“Banyak cerita tentang khasiat air Sumber Songgo dan memang saya sedang punya hajat juga mas. Semoga hajat saya terkabul perantara mandi di Sumber Songgo ini,” tutur Pratiwi asal Kalimantan Timur sambil menggigil kedinginan setelah mandi sambil membawa jerigen berisi air Sumber Songgo. “Untuk dibawa pulang dan dijadikan minuman, mas. Rasa air sumber ini terasa ada manis-manisnya,” lanjutnya.
Sumber Songgo selain memiliki cerita khasiatnya yang mengalir sampai jauh, ada kearifan lokal masyarakat dan pemerintah desanya yang tetap melindungi dan menjaga lingkungan hidup alam disekitar sumber air terbesar di Jenggolo yang berjumlah 20 titik sumber ini.
“Masyarakat dan kami bahu membahu menjaga Sumber Songgo agar tetap alami dan tidak terganggu ekosistem lingkungannya, walaupun di sini tidak dipungut biaya masuk bagi pengunjung, tapi alhamdulillah kesadaran menjaga lingkungan alam sumber terus dilakukan oleh warga sekitar,” ujar H. Lidyanto.
Ia menambahkan, dulu mata air sumber songgo masih serupa waduk kecil kondisinya tidak seperti sekarang yang sudah diplengseng oleh pemdes. “Mencegah longsor dan erosi mas, makanya kami plengseng sumber air Sumber Songgo ini bersama masyarakat dengan dana kita sendiri dan gotongroyong,” ungkap kades Jenggolo ini.
Untuk mengunjungi sumber ini tidaklah sulit. Dari perempatan Kepanjen, silakan menuju ke arah selatan. Sesampainya di Desa Jenggolo, ada jalan di sebelah barat masuk Jalan Kalinyamat, atau bisa juga melalui Jalan Sumber Songo. Untuk lebih jelasnya, bisa langsung ditanyakan kepada masyarakat sekitar Desa Jenggolo.
