MALANGTIMES - Siang itu, Lika terlihat sibuk menjahit beberapa boneka di rumahnya, di kawasan Ki Ageng Gribig Kota Malang. Lika, tergolong bukan perempuan biasa. Ibu muda itu, belajar banyak usai di PHK pada 2009 silam, dari perusahaan ia bekerja.

Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh

"Saya tidak pernah meremehkan pengalaman bekerja. Karena disitu saya banyak bertemu orang-orang hebat dan banyak yang saya pelajari dari tempat kerja saya dulu," kata perempuan bernama lengkap Sulikah Handayani itu, saat ditemui MALANGTIMES, Jum’at (29/04/2016). 

Lika mengisahkan, dirinya pernah bekerja di Mitra 1 dan 2. Di perusahaan itu, ia bekerja selama 10 tahun. Namun, nasibnya sial. Perempuan berhijab itu akhirnya di PHK pada tahun 2009.

Menjadi pekerja dengan gaji pas-pasan, tak menyurutkan semangat Lika untuk terus berjuang mengejar kesuksesan. Namun, walau ditengah semangatnya muncul, malah nasib PHK massal menimpanya.

"Setelah di PHK, pada tahun 2011, saya beranikan diri buka usaha klinik boneka," cerita perempuan berkulit putih itu.

Dari mana modal pengetahuan bisnis boneka? Lika mengaku, mendapatkan ilmu biisnis boneka itu dari tempat ia bekerja. "Dari tempat kerja saya dulu, saya mendapatkan ilmu bisnis dan marketing. Mulai dari melayani costumer, disiplin waktu dan bagaimana memanage karyawan," akunya.

Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis

Kini, usaha klinik boneka dengan merk dagang KIBO itu terbilang sudah sukses. Pengalaman selama menjadi pekerja, membuat Lika mantap untuk bisa sukses membangun bisnis yang dikelolanya sendiri.

Sejak bergelut di dunia bisnis boneka yang digemarinya itu, banyak pengalama yang di dapat Lika. Ia sudah pernah mengikuti pameran kerajinan "Jakarta International Handicraft Trade Fair' pada 2015 silam.

"Jangan ada kata menyerah untuk menuju sebuah kesuksesan. Apa yang sudah menjadi keahliannya terus ditekuni dan kerjakan secara serius dan kelola secara profesional," pesannya. (*)