JATIMTIMES, MADURA - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, masih belum bisa menikmati aliran listrik dari pemerintah. Mereka hanya bisa menikmati penerangan di malam hari, dengan sambungan listrik dari luar desa yang jauhnya mencapai ratusan meter.
Seperti di Desa Sana Laok, Kecamatan Waru, dimana jumlah KK yang belum memiliki aliran listrik sendiri, mencapai 250 KK. Warga di desa ini, untuk bisa mendapatkan aliran listrik, warga menyambung kabel listrik ke desa tetangga yang sudah lebih dulu mendapat aliran listrik.
“Sambungan kabel listrik di rumah kami panjangnya bisa sampai 1 kilometer lebih,” kata Kusairi, warga Desa Sana Laok, Kamis (29/10/2015).
Biaya yang dikeluarkan oleh warga untuk membayar listrik, lebih mahal jika dibandingkan dengan punya kwh meter sendiri.
“Sebulan dengan empat lampu, bisa Rp 200 ribu. Padahal kalau punya kwh meter sendiri, paling hanya Rp 40 ribu sebulan,” terang Kusairi.
Oleh sebab itu, warga sangat berharap pemerintah segera membuat aliran listrik baru agar masyarakat tidak kesulitan.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Pamekasan, Basri Yulianto, mengatakan, tahun ini Pemkab Pamekasan akan membeli uninterruptible power supply(UPS) sebagai alat penyimpan daya lisrik yang bisa digunakan oleh warga. Namun sasarannya bukan di Desa Sana Laok, melainkan di Desa Bajur, Kecamatan Waru.
“UPS yang kita beli harganya Rp 2,5 miliar dan bisa menerangi rumah warga sebanyak 80 rumah,” terang Basri.
Pembelian UPS itu masih dalam tahap pelelangan. Pada akhir tahun ini, UPS sudah bisa difungsikan. (*)