Seorang Pemuda Tewas Terseret Arus di Sungai Sampean Lama, BPBD Situbondo Ungkap Kronologi

Editor

A Yahya

04 - Dec - 2025, 11:51

Warga melakukan evakuasi korban tenggelam di Sungai Sampean Lama, Desa Kotakan, Situbondo, Rabu (03/12/2025). (Foto: Wisnu Bangun Saputro/ JATIMTIMES)

JATIMTIMES - Musibah tenggelam kembali terjadi di wilayah Kabupaten Situbondo. Seorang pemuda bernama Tosari (23), asal Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, tewas  terseret arus di Sungai Sampean Lama, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, pada Rabu (03/12/2025) sore. 

Menurut penuturan warga, peristiwa nahas itu terjadi tidak lama setelah korban selesai membantu perbaikan rumah salah satu warga Dusun Cangkring. “Korban datang bersama beberapa temannya membantu renovasi rumah. Setelah selesai, mereka mandi ke sungai seperti biasa,” ujar salah satu saksi, Sainul, saat ditemui di lokasi kejadian.

Baca Juga : Siapa Joseph Oetomo? Diduga Pengendali Baru PT Toba Pulp Lestari yang Terseret Isu Banjir dan Longsor Sumatra

Sainul mengungkapkan bahwa awalnya tidak ada tanda-tanda bahaya. Namun saat mereka sedang mandi, tiba-tiba korban terlihat terhuyung ke arah tengah sungai dan langsung terseret arus. “Saya lihat dia terbawa arus, saya spontan berusaha menolong bersama Indra. Tapi arusnya deras sekali, kami tidak bisa menjangkau tubuhnya,” jelasnya.

Hanya Indra yang memiliki kemampuan berenang, sementara korban dan teman lain tidak bisa berenang. Situasi itu membuat upaya penyelamatan semakin sulit. “Kami langsung teriak minta tolong ke warga karena makin lama korban makin jauh terbawa,” tambah Sainul.

Tak lama kemudian, warga bernama Enik Suroto datang dan ikut melakukan pencarian di sepanjang pinggiran sungai. Kepada JATIMTIMES, Enik menuturkan bahwa ia menemukan korban sekitar 10 menit setelah dilakukan pencarian. “Saya menemukan dia dalam kondisi sudah lemas. Kami langsung angkat ke atas dan dibantu warga lain untuk dievakuasi,” katanya.

Korban kemudian dibawa ke RS Elisabeth Situbondo sekitar pukul 17.20 WIB. Namun setibanya di rumah sakit, tim medis menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia. Jenazah lalu dipindahkan ke ruang pemulasaran sebelum akhirnya dibawa pulang oleh keluarga ke rumah duka di Desa Kertosuko.

Sementara itu, Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Puriyono, menuturkan bahwa tim BPBD langsung menuju lokasi setelah menerima informasi dari warga. “Begitu laporan masuk, anggota kami dari Pusdalops dan TRC segera turun ke lokasi. Kami lakukan koordinasi dengan Polsek, Koramil, kecamatan, dan perangkat desa,” ungkapnya.

Menurut Puriyono, kondisi arus sungai pada saat kejadian memang cukup berbahaya. “Dari hasil asesmen dan keterangan saksi, korban tidak bisa berenang, sementara arus bawah sungai cukup kuat. Ini yang menyebabkan korban cepat terseret,” jelasnya.

Baca Juga : Buntut Polemik PBNU, Ketua PWNU Jatim Gus Kikin Ajak Seluruh Pengurus Bangun Ukhuwah

Ia menambahkan bahwa tidak ada kerugian materiil dalam kejadian ini, namun satu korban jiwa menjadi perhatian serius. “Kami sangat prihatin. Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi warga agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai, apalagi bagi yang tidak bisa berenang,” tegas Puriyono.

Dalam kesempatan tersebut, Puriyono juga menyampaikan apresiasi kepada warga dan semua pihak yang telah membantu proses pencarian dan evakuasi korban. “Respons warga sangat cepat. Kolaborasi antara masyarakat, relawan, dan aparat membuat proses evakuasi berjalan lancar. Kami berterima kasih atas kerja sama semua pihak,” ujarnya.

BPBD Situbondo mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terutama pada titik-titik sungai dengan arus kuat. Edukasi dan pengawasan di lingkungan sungai diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali.