MLSC Malang 2025 Berakhir Manis: Wali Kota Apresiasi Kemenangan MI Al Ihsan dan SDN Mojorejo 01

16 - Nov - 2025, 07:52

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat saat menyerahkan piala kepada pelatih SDN Mojorejo 1 di Stadion Gajayana, Minggu (16/11/2025). (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Rasa bangga dan haru dirasakan para pemenang dalam MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Malang Seri 1 2025–2026 di Stadion Gajayana, Minggu (16/11/2025). Dari kategori usia (KU) 10 berhasil dimenangkan MI Al Ihsan dan KU 12 oleh SD Negeri Mojorejo 01.

Tangis itu pecah usai peluit tanda akhirnya pertandingan dikumandangkan. Pada KU 10, MI AI Ihsan berhasil menjadi jawara usai mengalahkan SDN Sawojajar 5 dengan skor 4-0.

Baca Juga : Fraksi PKS DPRD Jatim Dorong Pemprov Genjot PAD Tanpa Naikkan Tarif Pajak dan Retribusi

Pada pertandingan final KU 10, MI Al Ihsan unggul cepat saat laga baru berjalan tiga menit berkat tendangan menyilang Nagista Maulidina Bilqina Bilqis keunggulan 1-0. Aksi individu Nagista yang melewati pemain bertahan hingga akhir dengan empat golnya.

Sementara pada KU 12 SDN Mojorejo 01 berhasil menjadi yang terbaik setelah menang tipis 1-0 atas SDN 3 Pandanlandung dalam kompetisi sepak bola putri tersebut. Ya pada menit ke-13 melalui tendangan penalti yang dieksekusi dengan tenang oleh Aprilia Putri Kristiantoni.

Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta di babak pertama hingga kedua, membuat Mojorejo menutup laga dengan skor 1-0. Secara khusus Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat hadir memberikan semangat sekaligus penghargaan kepada para pemenang.

Wahyu mengaku tak bisa menyembunyikan rasa bangganya melihat tingginya partisipasi pelajar putri. Antusiasme ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya identitas Kota Malang, tetapi juga mulai menjadi ruang berekspresi bagi generasi muda, khususnya para siswi.

“Dan responnya luar biasa, 1.918 pemain berpartisipasi. Ini jadi indikator bahwa sepak bola putri telah mendapat sambutan sangat baik,” ujar Wahyu.

Ia menegaskan bahwa Pemkot Malang siap kembali menjadi tuan rumah pada edisi berikutnya. Wahyu berharap dari ajang ini akan lahir bibit atlet putri yang mampu mengharumkan nama Indonesia di level dunia.

“Malang dan sepak bola adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kehadiran MLSC memfasilitasi mereka yang ingin menekuni olahraga ini secara serius,” ujar Wahyu.

Menurutnya MLSC dapat menjadi tolok ukur berkembangnya sepak bola putri di Malang serta mendorong sekolah-sekolah untuk lebih serius membina atlet wanita sejak usia dini.

Sementara itu Deputy Program Manager Bakti Olahraga Djarum Foundation, Welly Arisanto, menyebut euforia peserta di Malang merupakan fondasi kuat untuk memutar roda pembinaan sepak bola putri dalam jangka panjang. Dengan kultur sepak bola Malang yang terlanjur mengakar menjadi modal besar untuk menghadirkan talenta-talenta baru.

“Antusiasme di Malang ini awal yang sangat positif. Dengan kultur sepak bola yang kuat, Malang punya potensi jadi kuda hitam yang mampu bersaing dengan kota-kota lain dalam MLSC,” ujar Welly.

Baca Juga : Ketua Perbasi Banyuwangi Apresiasi Kepedulian Pihak Ketiga Gelar Kejuaraan Bola Basket Hari Jadi Banyuwangi 2025

Ia menjelaskan bahwa penyelenggaraan MLSC di 10 kota bertujuan menjaring pemain terbaik untuk tampil di MilkLife Soccer Challenge All Stars 2026 di Kudus, Jawa Tengah. Tim Malang dinilai berpeluang besar memberi kejutan.

Sedang Guru Olahraga sekaligus pelatih SDN Mojorejo 01, Rudi Handoko mengaku bangga atas pencapaian anak didiknya. Keberhasilan anak didiknya tidak lepas dari kerja sama yang solid dan semangat juang para pemain.

“Yang pertama, kekompakan tim. Yang kedua, daya juang anak-anak. Dan yang ketiga, dukungan orang tua serta guru-guru yang luar biasa sejak babak penyisihan sampai final,” ungkap Rudi.

Persiapannya sudah dimulai sejak Agustus, pihak sekolah langsung membentuk tim dan memulai latihan intensif. Persiapan dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dengan frekuensi empat kali latihan dalam seminggu.

Dengan adanya kompetisi ini memberikan kesempatan besar bagi siswi untuk mengembangkan minat dan bakat di sepak bola olahraga yang selama ini sering didominasi laki-laki.

“Event ini sangat penting karena memberi wadah bagi sepak bola putri. Tidak memandang laki-laki atau perempuan, semua anak bisa berprestasi. Selama ada kemauan, pasti bisa,” tegas Rudi.

Untuk diketahui, sebanyak 1.918 siswi dari 120 SD dan MI ambil bagian dalam kompetisi sepak bola putri terbesar di Indonesia tersebut. Mereka terbagi dalam 64 tim KU 10 dan 111 tim KU 12, menjadikan Malang sebagai salah satu kota dengan partisipasi tertinggi sepanjang rangkaian MLSC.