DBHCHT Dorong Peningkatan Kualitas Tembakau, Petani Situbondo Dapat Pelatihan Pasca-Panen dari Dinas Pertanian

06 - Oct - 2025, 11:56

Pelatihan pasca-panen tembakau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Kabupaten Situbondo, Senin (06/10/2025). (Foto: Wisnu Bangun Saputro/ JATIMTIMES)

JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) terus memaksimalkan pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk mendukung kesejahteraan petani. Salah satunya melalui kegiatan pelatihan pasca-panen tembakau yang digelar sejak 29 September hingga 9 Oktober 2025 di delapan lokasi berbeda.

Kegiatan yang bersumber dari DBHCHT bidang pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi tembakau sekaligus meningkatkan keterampilan petani dalam menangani pasca-panen, terutama dalam proses perajangan dan pengeringan daun tembakau yang baik dan benar.

Baca Juga : Alami Sakit, Bank Jatim Antar Insentif Guru Ngaji di Jember ke Rumah

Kepala Dispertangan Situbondo Dadang Aries Bintoro menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam mendukung peningkatan kapasitas petani.

"Melalui pelatihan ini, kami ingin petani tembakau Situbondo mampu mengelola hasil panennya dengan teknik yang lebih efisien, higienis, dan bernilai ekonomi tinggi. DBHCHT harus benar-benar dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Dadang juga menyampaikan bahwa pelatihan ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menyiapkan petani yang adaptif terhadap kebutuhan pasar. 

“Kami ingin petani semakin profesional, tidak hanya sebagai penghasil, tapi juga sebagai pengelola produk yang paham standar mutu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan pada Dispertangan Zaini mengatakan, kegiatan ini juga selaras dengan rencana pembangunan pasar tembakau di Kecamatan Besuki pada tahun 2026. Keberadaan pasar tersebut akan menjadi pusat perdagangan hasil tembakau Situbondo, sekaligus memperluas akses penjualan dan memperpendek rantai distribusi.

“Pelatihan ini menjadi langkah awal sebelum pasar tembakau beroperasi. Kami siapkan SDM-nya agar siap bersaing, bukan hanya dalam kuantitas tapi juga kualitas,” kata Zaini.

Zaini juga mengungkapkan bahwa dengan dukungan DBHCHT, Pemkab Situbondo terus berkomitmen mengarahkan dana cukai hasil tembakau untuk program yang berdampak langsung pada masyarakat, terutama bagi ribuan petani tembakau yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

"Ini bukan sekadar pelatihan sesaat, tapi investasi jangka panjang untuk kesejahteraan petani Situbondo,” tegasnya.

Para peserta pelatihan pun menyambut antusias kegiatan ini. Salah satu petani asal Kecamatan Sumbermalang, Hasan Basri, mengaku banyak mendapat ilmu baru yang bisa langsung diterapkan di lapangan.

Baca Juga : Pemkab Situbondo Mulai Salurkan Insentif untuk 5.998 Kader Posyandu

“Biasanya kami hanya mengandalkan pengalaman lama. Tapi sekarang kami tahu bagaimana menjaga suhu, kelembapan, dan teknik perajangan supaya daun tidak rusak dan aromanya tetap bagus,” katanya.

Pelatihan yang dilaksanakan di delapan titik, meliputi Kecamatan Suboh, Mlandingan, Sumbermalang, Jatibanteng, Besuki, hingga Banyuglugur ini dikhususkan untuk peserta yang merupakan perwakilan kelompok tani tembakau dari wilayah setempat.

Untuk memastikan kualitas pelatihan, Dispertangan Situbondo bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang. Lembaga pelatihan di bawah Kementerian Pertanian tersebut menugaskan sejumlah widyaiswara ahli madya sebagai narasumber, yakni Saeroji, S.P., M.Agr., Dr., Saptini Mukti Rahajeng, S.Si., M.Si., Ir. Tuban, M.Agr., dan Nunung Nurhadi, S.P., M.Agr., yang hadir secara bergantian di tiap lokasi.

Salah satu narasumber, Dr. Saptini Mukti Rahajeng, mengungkapkan bahwa pengelolaan pasca panen menjadi kunci dalam mempertahankan kualitas tembakau Situbondo.

"Proses pengeringan dan perajangan yang tepat akan menentukan warna, aroma, dan kadar air daun tembakau. Dengan teknik yang benar, kualitasnya bisa meningkat dan harga jualnya pun lebih tinggi,” terangnya.

Selain membahas teknik pengolahan pasca panen, peserta juga mendapatkan materi terkait kebijakan pemerintah tentang pupuk bersubsidi dan standar mutu tembakau nasional. Kegiatan tersebut disertai sesi praktik langsung dan diskusi tindak lanjut bersama penyuluh lapangan setempat. (ADV)