Pro dan Kontra MBG, Dua Senator Jatim Beda Pendapat

Editor

Dede Nana

27 - Sep - 2025, 10:35

Dua Senator asal Jatim, Lia Istifhama dan Ahmad Nawardi

JATIMTIMES - Senator Indonesia Ahmad Nawardi menyatakan rakyat menyambut antusias program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo. Hal itu berdasarkan aspirasi yang diterima saat bertemu dengan warga di Jawa Timur dan sejumlah Provinsi di Indonesia.

Menurut senator utusan Jawa timur tersebut rakyat sangat senang dengan program prioritas Prabowo itu. Pasalnya selain mengurangi beban orang tua dalam menyiapkan sarapan di rumah sebelum ke sekolah, program ini dapat meningkatkan gizi anak.

Baca Juga : Pangeran Juminah Pukul Mundur Benawa II: Tragedi Pajang 1617

Karena itu, rakyat ingin program MBG tidak dikurangi apalagi dihentikan. Karena sangat bermanfaat bagi rakyat di daerah. “Mereka ingin program ini dilanjutkan. Jangan dihentikan” tegasnya. 

Jika Ada kekurangan seperti kejadian keracunan makanan MBG di berbagai daerah, senator tiga periode ini meminta Badan Bergizi Nasional (BGN) untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan dan kelemahannya. 

“Wajarlah ini program baru yang melibatkan banyak orang. Jika Ada kekurangan dan kelemahan diperbaiki terus menerus” Ucapnya.

Peristiwa keracunan yang dialami siswa harus diinvestigasi dan ditemukan akar persoalannya. Apakah keracunan itu berasal dari makanan, dapur yang kurang bersih atau dari cara penyajian atau mungkin dari siswa yang alergi terhadap makanan tertentu. Atau adakah sabatase dari kelompok yang tak ingin program Prabowo sukses. 

 “Persoalan Ini perlu dipecahkan secara cepat, tepat dan akurat dengan tidak mengorbankan program yang luar biasa ini” tegasnya. 

Siswa yang mengalami keracunan harus ditangani cepat dengan pengobatan yang gratis.

Baca Juga : Konsisten Tingkatkan Reputasi, Bank Jatim Raih Anugerah Humas Indonesia 2025 Kategori BUMD

Sementara itu pendapat lain disampaikan oleh Lia Istifhama. Perempuan yang juga terpilih lewat Dapil Jatim ini menyampaikan memang perlu ada evaluasi. Namun bukan berarti harus berhenti program MBG ini.

"Saya kira evaluasi iya, tapi kalau dikatakan total Itu jangan terburu-buru. Karena kita harus lihat bahwasanya perlu pengawasan kita dulu," ujarnya.

Dalam hal keracunan makanan MBG, Lia menilai tidak bisa menyalahkan satu pihak tertentu saja. "Kita lihat kenapa sih ada keracunan ini. Ada yang nakal nih di bawah. Berarti kita bicara bagaimana pengawasan ketat," imbuh Arek Suroboyo ini.