Berkunjung ke Sumenep, Putri Indonesia 2018 Kepincut Batik Rato WMS

21 - Nov - 2020, 10:56

Dari Kanan: Ayu Hartiningsih Ibrahim, Runner Up I Putri Indonesia 2018 saat mencoba membatik di Batik Rato WMS (Foto: Syaiful Ramadhani/ JatimTIMES)

Rumah produksi Batik Rato Wirausaha Muda Sumenep (WMS), Madura, Jawa Timur kedatangan tamu spesial. Yakni salah satu Putri Indonesia 2018 bersama Komunitas Batik se-Jatim.

Iya, dia adalah Ayu Hartiningsih Ibrahim, yang merupakan Runner Up I Putri Indonesia 2018. Perempuan muda nan cantik ini mengatakan, memiliki ketertarikan terhadap batik Sumenep.

Baca Juga : President Party Indonesia Kolaborasi dengan Semut-Semut Merayap, Luncurkan East Java I

"Batik Sumenep itu memiliki ciri khas dibandingkan batik lainnya. Perbedaannya adalah kalau batik Sumenep memiliki keris. Misalnya dengan beragam motif, tapi pasti ada gambar kerisnya," ujarnya, saat ditemui media, Sabtu (21/11/2020).

Menurutnya, produksi batik WMS sangatlah nyaman, mulai dari pemilihan kain, motif dan warna, hingga harga pun terjangkau bagi siapapun yang ingin meminangnya.

"Kalau batik di Rato WMS ini sangat nyaman, dan unik tentunya. Mereka memiliki banyak motif, yang baru adalah batik motif 'Merghumbel'," jelasnya.

Selain itu, para pembatik atau pengarajin batik di Rato WMS tak luput dari perhatian putri Indonesia ini. Pasalnya, selain memproduksi hasil karya batik milenial, para pengrajin batik dinilai juga mengikuti perkembangan zaman.

"Jadi artinya motifnya tidak menonton saja. Banyak varian didalamnya, mengikuti perkembangan zaman dan anak muda tentunya," ucapnya.

Sebab itu, dengan raut muka yang tak canggung, Ayu sapaan akrab Ayu Harti Ningsih Ibrahim itu akan ikut andil dalam mempromosikan karya batik anak muda Sumenep tersebut.

Harapannya, agar batik Rato WMS bisa sukses dalam memperkerjakan anak muda untuk giat aktif dalam berkarya, dan mengangkat nama WMS itu sendiri.

"Harapannya, karena saya juga anak muda tentu akan men-share agar bisa diketahui oleh masyarakat luas kalau batik Sumenep tidak hanya dipandang sebelah mata, tapi juga memiliki ke khasan tersendiri," katanya.

Baca Juga : Cerita Biduan Tak Bekerja 9 Bulan Hingga Banyak Hutang

Sementara itu, Imam Mustofa, Fashion Designer Jawa Timur yang sejak awal ikut andil dalam kunjungannya tersebut, mengaku kagum bahwa banyak anak muda Sumenep yang memperkenalkan budayanya dengan sebuah karya batik tulis.

"Karena saya sebagai warga Kota Sumenep memandang bahwa ada sentra batik muda yang dikelola oleh anak muda dan berbakat, itu menjadi semangat bagi saya bahwa anak muda bisa memperkenalkan budaya mereka sendiri melalui batik," tuturnya.

Di sisi lain, ketelatenan para pembatik dalam menciptakan karya, tidak terlalu sulit. Bahkan menurutnya hampir nihil ditemukan kesulitan.

"Untuk kesulitan sendiri tidak ada, karena saya rasa pembatik itu mempunyai khas sendiri-sendiri. Itu menjadi ciri khas saya bagaimana bisa menampilkan gaya dalam membatik," sambungnya, sambil menunjukkan hasil karya batik tulis Rato WMS.

Tak lupa, pihaknya berharap agar batik Rato WMS terus bisa berkarya dan menghasilkan kebanggaan bagi Sumenep, dalam memperkenalkan budayanya kepada warga manca Negara.

"Saya berharap WMS tidak hanya start di situ saja, karena memang banyak program-program yang ingin saya gali lagi di WMS," pungkasnya.