MALANGTIMES - Persoalan sampah di Kota Malang masih belum tuntas. Pada tahun ini, setiap harinya, sekira 660 ton sampah dihasilkan dari aktivitas yang didominasi rumah tangga.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Peningkatan volume sampah tidak terlepas dari meningkatnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada banyaknya aktivitas yang menghasilkan limbah. Untuk itu warga diharap partisipasi dan kesadaran dalam hal persampahan.
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Lilis Pujiharti menuturkan, setiap tahun kecenderungan volume sampah meningkat. Pada tahun 2014, produksi sampah mencapai 640 ton per-hari.
Dari jumlah tersebut, tidak semua sampah dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang. "Antara 420 hingga 440 ton sampah yang terangkut ke TPA, " ujar Lilis kepada MALANGTIMES, ditemui di ruang kerjanya.
Selebihnya, lanjut Lilis, sampah diolah menjadi berbagai kebutuhan warga seperti kompos maupun dibuat kerajinan dengan memanfaatkan limbah plastik. Ada pula yang dibuang ke pekarangannya sendiri.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Namun, persoalan yang masih terjadi adalah kebiasaan sebagian warga yang membuang sampah di sungai. "Ada juga yang membuang sampah ke sungai, biasanya warga yang menghuni di sekitar DAS (daerah aliran sungai)," jelas Lilis, Kamis (12/11/2015).
Pemerintah Kota Malang, dalam hal ini DKP telah berupaya dengan melakukan pembersihan di area yang berpotensi banjir karena terjadi penyumbatan saluran, seperti drainase, secara rutin, setiap harinya.
Memasuki musim penghujan, Kota Malang berpotensi banjir yang disumbangkan oleh sampah. Untuk itu, Lilis menghimbau kepada masyarakat untuk saling menjaga lingkungan, terutama yang berdekatan dengan drainase. "Apapun yang dilakukan oleh warga terkait pengelolaan sampah, seandainya ada kesulitan, DKP siap membantu," ucapnya. (*)