MALANGTIMES - Instan hijab adalah hijab langsung pakai. Model ini makin banyak digemari. Alasannya tak lain karena tak perlu lagi memakai peniti atau jarum pentul.
Tren instan hijab sebenarnya bukan barang baru di dunia fashion muslimah. Sayang, hijab instan dahulu cenderung milik orang dewasa. Buat anak muda seperti Mitha Nurlytha instan hijab urung ia kenakan.
Baca Juga : Fashion Hijab Wud Hadirkan Koleksi Baru, Pertahankan Bisnis Saat Pandemi Covid-19
Tetapi nampaknya tren bergeser. Di akun media sosial pribadinya, mahasiswi Universitas Negeri Malang itu memakai hijab instan. Ada dua pilihan warna yang ia kenakan.
Pertama adalah warna orange. Cenderung menyala, Mitha tak ragu memilih warna ini. Warna-warna cerah memang disarankan oleh fashion designer. Terutama untuk anak muda.
"Kalau masih muda lebih bagus pakai warna cerah. Warna-warna yang cerah ini akan membuat wajah lebih segar. Ibu-ibu sebenarnya tidak masalah juga pakai warna cerah. Meski teorinya warna cerah selain usia sebaiknya dipakai untuk yang punya kulit terang," saran fashion designer asal Malang Yeti Topiah.
Selain warna orange, warna terang lainnya adalah warna yang serupa dengan kulit. Ini pun dipraktikan oleh Mitha. Wanita yang punya puluhan ribu followers itu memang mengaku menyukai warna-warna basic.
Baca Juga : Sarung Tangan Mirip Kulit Manusia Bisa Cegah Covid-19? Unik atau Seram Ya?
Warna basic di dunia fashion adalah sebutan untuk warna-warna dasar yang netral dipakai dengan warna lain. Hitam dan putih tentu sudah familiar Anda ketahui. Warna basic lainnya adalah warna coklat yang cenderung nude atau pucat. Pun warna yang mirip dengan kulit tubuh juga lazim dibuat warna basic.
Pilihan hijab Mitha misalnya. Ia memakai warna coklat muda. Ada hiasan pada bagian atas hijab. Motif atau hiasan, kata fashion designer Yeti Topiah tidak masalah. Asal tidak terlalu banyak.
"Pokoknya yang tidak berlebihan. Jadi tidak berkesan apa ya maaf norak. Hijab yang simpel itu lebih elegan. Kalau memakai yang ada aksen tidak papa asal jangan terlalu banyak saja," tukas dia. (*)
