Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Satu Juta Jam'iyah di Acara Satu Abad, NU Tegaskan Tolak Sistem Khilafah

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Lazuardi Firdaus

07 - Feb - 2023, 18:49

Sekitar satu juta lebih Jam'iyah NU yang memadati area GOR Delta Sidoarjo
Sekitar satu juta lebih Jam'iyah NU yang memadati area GOR Delta Sidoarjo

JATIMTIMES - Digelar lebih dari 24 jam non-stop, Resepsi Harlah 1 Abad NU di Stadiun Gelora Delta Sidoarjo, Jatim  dihadiri satu juta lebih jamaah. Jamaah dari berbagai penjuru Indonesia ini tumpah ruah di stadiun dan juga jalanan, Selasa (7/2).

Di seputar stadion, panitia telah memasang puluhan layar raksasa yang dikerumuni jamaah untuk dapat ambil bagian menyaksikan momentum NU masuk abad ke-2.

"Tadinya saya mau keliling stadion tapi tidak memungkinkan karena kepadatan jamaah yang mengular di jalanan lebih dari satu kilometer," kata Muliarto, salah satu jamaah yang melihat layar lebar di bagian selatan stadiun.

Jamaah sejak Senin malam sudah memenuhi jalanan dan mengikuti kegiatan ibadah malam seperti shalawatan, dzikir, shalat malam, dan ijazahan. Walau di bawah mendung dan rintik hujan, mereka tidak bergeming semalam suntuk mengikuti ibadah yang diimami para ulama dalam dan luar negeri.

Di pagi harinya jamaah semakin padat dan berdatangan dari berbagai penjuru. Terlebih saat acara shalawat bersama Habib Syech yang dimulai bada shubuh sampai dengan jam 7 pagi. Para syekher mania (fans Habib Syech) berduyun-duyun menambah padatnya jamaah.

"Di pintu keluar jalan tol juga terjadi kemacetan. Sehingga banyak jamaah yang berjalan kaki menuju lokasi harlah," kata Dodi salah satu petugas keamanan yang bertugas di jalan depan Hotel Luminor Sidoarjo.

Walau semalaman nyaris tidak tidur dan beralaskan tikar seadanya, para jamaah tetap semangat mengikuti ceremonial acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin.

Hanya jamaah tertentu yang bisa masuk ke dalam stadiun berkapasitas sekitar 35 ribu orang itu. Mereka terdiri dari para tamu undangan, pengurus badan otonom NU, dan 15 ribu banser yang menyuguhkan tampilan koreografi tari.

Jutaan Jamaah diperkirakan penuhi jalanan di Sidoarjo untuk menonton Live Streaming 1 Abad NU, jamaah yang menghadiri Resepsi 1 Abad NU memadati ruas Jalan Pahlawan, Sidoarjo. Mereka duduk dengan tertib menggunakan alas plastik.

Para jamaah duduk di sepanjang Jalan Pahlawan dua arah mulai dari pertigaan Babalayar. Mereka memadati jalan hingga lokasi terselenggara Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo.

"Kami bersama rombongan dari Kediri agak susah untuk menuju lokasi satu abad harlah NU. Kemudian kami memutuskan melihat melalui live streaming di pertigaan Babalayar ini," kata Muhammad Gufron (37), salah seorang jamaah.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf sebelum kegiatan telah menerima data laporan jamaah yang kemungkinan bisa menyentuh angka 2 juta jamaah.

Sementara itu yang menjadi isu penting dalam acara ini adalah rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang dibacakan oleh Gus Mus dan Ning Yenny Wahid adalah:

Tekad satu Abad Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama berpandangan bahwa pandangan lama yang berakar pada tradisi fiqih klasik. Yaitu adanya cita-cita untuk menyatukan umat Islam di bawah naungan tunggal sedunia atau negara Khilafah harus digantikan dengan visi baru demi mewujudkan kemaslahatan umat.

Cita-cita mendirikan kembali negara Khilafah yang dianggap bisa menyatukan umat Islam sedunia, namun dalam hubungan berhadap-hadapan dengan non-Muslim bukanlah hal yang pantas diusahakan dan dijadikan sebagai sebuah aspirasi.

Sebagaimana terbukti akhir-akhir ini melalui upaya mendirikan negara ISIS. Usaha semacam ini niscaya akan berakhir dalam kekacauan dan justru berlawanan dengan tujuan-tujuan pokok agama atau maqashidu syariah yang tergambar dalam lima prinsip; menjaga nyawa, menjaga agama, menjaga akal, menjaga keluarga, dan menjaga harta.

Dalam kenyataannya, usaha-usaha untuk mendirikan kembali negara Khilafah, nyata-nyata bertabrakan dengan tujuan-tujuan pokok agama tersebut. Ini dikarenakan usaha semacam ini akan menimbulkan ketidakstabilan dan merusak keteraturan sosial politik.

Lebih dari itu, jika pun akhirnya berhasil, usaha-usaha ini juga akan menyebabkan runtuhnya sistem negara-bangsa serta menyebabkan konflik berbau kekerasan yang akan menimpa sebagian besar wilayah di dunia. Sejarah menunjukkan, kekacauan karena perang pada akhirnya akan selalu didampingi dengan penghancuran yang luas atas rumah ibadah, hilangnya nyawa manusia, hancurnya akhlak, keluarga, dan harta benda.

Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, cara yang paling tepat dan manjur untuk mewujudkan kemaslahatan umat Islam sedunia (al-ummah al-islamiyyah) adalah dengan memperkuat kesejahteraan dan kemaslahatan seluruh umat manusia, baik muslim atau non-Muslim serta mengakui adanya persaudaraan seluruh manusia, anak cucu Adam (ukhuwah basyariyyah).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikut piagamnya memanglah tidak sempurna dan harus diakui masih mengandung masalah hingga saat ini. Namun demikian piagam PBB itu dimaksudkan sejak awal sebagai upaya untuk mengakhiri perang yang amat merusak dan praktik-praktik biadab yang mencirikan hubungan internasional sepanjang sejarah manusia. Karena itu, Piagam PBB dan PBB itu sendiri bisa menjadi dasar yang paling kokoh dan yang tersedia untuk mengembangkan fiqih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia yang damai dan harmonis.

Dari pada bercita-cita dan berusaha untuk menyatupadukan seluruh umat Islam dalam negara tunggal sedunia, yaitu negara khilafah, Nahdlatul Ulama memilih jalan lain, mengajak umat Islam untuk menempuh visi baru.

Mengembangkan wacana baru tentang fiqih, yaitu fiqih yang akan dapat mencegah eksploitasi atas identitas, menangkal penyebaran kebencian antargolongan, mendukung solidaritas, dan saling menghargai perbedaan di antara manusia, budaya, dan bangsa-bangsa di dunia.

Serta mendukung lahirnya tatanan dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis, tatanan yang didasarkan pada penghargaan atas hak-hak yang setara serta martabat setiap umat manusia. Visi yang seperti inilah yang justru akan mampu mewujudkan tujuan-tujuan pokok syariah.

 


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Lazuardi Firdaus