Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Waspada, Campak Kembali Merebak, Kemenkes Catat Laporan 3.341 Kasus

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

19 - Jan - 2023, 18:03

Salah satu gejala ruam pada campak. (foto: Instagram Dokter Apin)
Salah satu gejala ruam pada campak. (foto: Instagram Dokter Apin)

JATIMTIMES - Dokter anak di Indonesia memberikan peringatan kepada para ibu agar waspada terhadap penyakit campak. Itu lantaran baru-baru ini kasus yang lama tak terdengar tersebut kembali mewabah di Indonesia. 

Seperti laporan yang disampaikan oleh dokter spesialis anak dr Arifianto SpA atau akrab disapa dokter Apin melalui Instagramnya. Dokter dengan 492 pengikut di Instagram itu menyebut bahwa campak sedang kembali mewabah. 

"Campak (measles/rubeola) kembali mewabah. Setelah beberapa tahun saya bersyukur tidak menjumpainya, dalam beberapa pekan terakhir, saya mendapatkan beberapa kasus. #WaspadaCampak," ungkap dia. 

Dokter Apin juga meminta agar semua masyarakat mengenali ciri penyakit berbahaya tersebut. Sebab seringkali campak disamakan dengan penyakit roseola. 

"Roseola sering disalahartikan dengan campak. (Ini) penyakit yang berbeda. Lebih dari separuh anak batita pernah mengalami roseola/eksantema subitum/ sixth disease. Ciri penyakit ini biasanya sakit ringan, arena virus, sembuh sendiri, dan tidak ada vaksinnya. Biasanya setelah demam 3-5 hari, mereda, muncul ruam," ujar dokter Apin. 

Sedangkan campak, menurut dokter Apin, lebih berbahaya ketimbang roseola. Campak ditandai dengan demam beberapa hari (kurang 7 hari) disertai batuk-pilek-mata merah, diikuti ruam yang muncul setelah beberapa hari. Ruam tersebut muncul bertahap ketika demam masih ada. Itulah yang membedakan antara campak dengan roseola. 

"Campak berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Apalagi jika campak disertai dengan penyakit komplikasi seperti pneumonia (radang paru - sesak), dehidrasi (dengan/tanpa diare), kebutaan, bahkan SSPE (gangguan saraf permanen berakhir meninggal)," terangnya. 

Lebih lanjut fokter Apin menyebut campak sangat menular. Anak yang mengalami campak harus diisolasi dan tidak boleh bertemu dengan orang lain, setidaknya selama 14 hari. 

Di sisi lain, dokter Apin juga menyarankan agar para orang tua lebih perhatian terkait kelengkapan imunisasi anak. Pasalnya, saat ini imunisasi campak (dalam bentuk vaksin MR, atau MMR dan MMRV) efektif mencegah sakit campak. 

"Wabah terjadi kembali karena rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR. Pastikan status imunisasi anak Anda!" tandasnya. 

Pun dokter Apin meminta jika curiga anak terkena campak, orang tua harus meminta  untuk didahulukan saat ke dokter.  "Apabila curiga anak Anda sakit campak dan membawanya ke dokter, sampaikan terlebih dulu ke petugas agar tidak berlama-lama mengantre giliran konsultasi atau tetap tunggu di mobil! Campak sangat menular! Paparan singkat dengan banyak orang berpotensi menular ke semua orang di ruang tunggu," ungkap dokter Apin.  

Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi melaporkan sudah ada laporan 3.341 kasus campak tahun 2022. Jumlah kasus tersebut dilaporkan dari 223 kabupaten dan kota dari 31 provinsi yang ada di Indonesia. 

"Seluruh kasus dilaporkan di segala usia (tak hanya menyerang balita saja)," ujar Nadia, Kamis (19/1). 

Menurut Nadia, merebaknya kembali kasus campak ini terjadi lantaran cakupan imunisasi yang rendah selama pandemi covid-19. Oleh karenanya, pihak Kemenkes RI meminta agar masyarakat kembali memperhatikan kelengkapan cakupan imunisasi anak-anaknya. 

"Campak bukan sekadar ruam biasa, bisa berujung serius terutama untuk anak dan bayi," tegas Nadia. 


Topik

Kesehatan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni