JATIMTIMES - Covid-19 subvarian Omicron yakni XBB, kasusnya terus bertambah di Indonesia. Hingga Kamis (3/11/2022) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan sudah ada 12 kasus.
“Semula varian ini hanya terdeteksi pada 1 pasien, lalu 4, hingga Kamis jumlahnya 12 orang,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan, M. Syahril, Jumat (4/11/2022).
M. Syahril menambahkan, 12 pasien yang ada, dua orang tertular subvarian XBB saat perjalanan dari Singapura. Seluruh pasien yang tertular varian tersebut tidak ada yang mengalami gejala berat.
“Alhamdulillah dari 12 ini semua enggak ada yang bergejala berat,” ucap M. Syahril.
Seluruh pasien saat ini tengah melalukan isolasi mandiri. “Diperkirakan dalam beberapa hari saja sudah sembuh. Memang karakteristik subvarian XBB tingkat keparahannya tidak berat,” tambah Syahril.
Sedang, XBB merupakan rekombinan subturunan omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75, dengan mutasi di S1 dan 14 mutasi tambahan di protein spike BA.2.
Sementara itu Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan menjelaskan, XBB banyak menyerang orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19. Berdasarkan usianya, XBB juga banyak menyerang usia muda dengan rentang 20-39 tahun.
“Gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBC dan XBB ini umumnya sama dengan subvarian Omicron yang lain,” ujar Erlina.
Meski demikian, ada gejala berat yang mungkin muncul mengingat keduanya adalah rekombinan dari subvarian sebelumnya. “Tapi, kita belum tahu. Belum ada bukti ilmiahnya apalagi indonesia belum ada kasus (XBC). Hingga saat ini, masih dinyatakan mirip dengan Omicron yang lain," tambah Erlina.
Gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBC adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan. Gejala berat yang mungkin timbul adalah anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta.