Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Eks Konsorsium 303 Ungkap Setoran per Bulan hingga Ratusan Miliar Rupiah

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Heryanto

20 - Oct - 2022, 16:45

Screenshoot diagram 'Sambo' yang disebut berkaitan dengan Konsorsium Judi 303 (sumber TikTok Aimanwitjaksono)
Screenshoot diagram 'Sambo' yang disebut berkaitan dengan Konsorsium Judi 303 (sumber TikTok Aimanwitjaksono)

JATIMTIMES - Eks Jurnalis dan Pembawa Berita Kompas TV Aiman Witjaksono dalam akun TikToknya membagikan hasil wawancaranya dengan narasumber mantan Konsorsium 303. Dalam unggahannya, Aiman menemukan fakta-fakta luar biasa tentang jaminan keamanan judi online tersebut. 

Dalam video itu, Aiman mengungkapkan bahwa Kapolri Listyo Sigit Prabowo beberapa hari lalu sempat mengatakan pada media bahwa Konsorsium 303 tengah ditelusuri bersama dengan PPATK dan Polri. Ada 10 tersangka yang sebagian masih buron atau DPO. 

"Saya mewawancarainya dan fakta yang diungkapkan luar biasa. Diantaranya ada puluhan miliar yang ia setorkan ke konsorsium agar ia aman bisa beroperasi judi online di Indonesia dan tidak ditangkap oleh aparat," terangnya. 

Secara detil Aiman juga menanyakan kaitan antara situs judi dengan konsorsium. "Kalau konsorsium itu untuk keamanan (judi online) saja di Indonesia," ungkap Ali.

Narasumber Aiman ini juga mengaku bahwa pendapatannya selama menjadi bandar judi bersih Rp 50 miliar rupiah per bulan. Dijelaskan Ali, nama samaran narasumber Aiman, untuk setoran ke konsorsium minimal situs paling kecil Rp 20 juta. Sementara yang paling besar bisa puluhan miliar per bulan. 

"(Rutin) setiap bulan dan pasti ditangkap (jika tidak membayar)," ujarnya. 

Detailnya, Ali menegaskan setelah membayar ke konsorsium, pemilik situs online tidak akan ditangkap selama sebulan. "Ya, untuk sebulan doang, ada masa waktunya," katanya. 

Disinggung, siapa saja yang ada di konsorsium ini, Ali menjelaskan bahwa dalam konsorsium ada pengusaha dan aparat. Biasanya membayar (setoran uang) ke rekening pengusaha. 

"Aparat sendiri yang minta 'lu transfer kesini (pengusaha), lu," cerita Ali menirukan kata-kata aparat dalam konsorsium. 

Lebih detil, dijelaskan Ali, peran pihak pengusaha dalam konsorsium itu adalah untuk menawarkan masuk ke konsorsium. "Kalau belum, gabung sama kita, karena sebetulnya kita juga lagi cari beberapa rekan untuk jadi satu konsorsium dengan kami," ungkap Ali yang nama dan suaranya disamarkan dalam wawancara tersebut. 

Sementara peran oknum polisi dalam konsorsium adalah untuk mendatangi langsung tempat-tempat yang sudah ditarget. "Ini web kamu belum (masuk) konsorsium, mau gabung atau gimana? apa mau kita proses aja secara hukum?," tanya oknum polisi kepada Ali. 

Disinggung tentang orang-orang di Konsorsium, Ali juga menerangkan bahwa tidak semua dikenalnya. Sementara terkait diagram Sambo, ia juga mengaku bahwa benar adanya. "Ya benar ada," katanya. 

Termasuk nama-nama yang berada di diagram juga memang ada. Pasalnya, Ia pernah dihubungi oleh salah satu dari diagram 'Sambo' tersebut. Ali juga menceritakan dirinya ditangkap karena tidak setor ke konsorsium. Pasalnya, ia mengira cuma sebentar di Indonesia. Karena dirinya hendak keluar negeri untuk menjalankan bisnis judi online seperti ini. "Lebih aman, 100 persen lebih aman (di luar negeri). Apalagi tidak ada yang mengganggu gugat karena di luar negeri (bisnis judi) resmi," tegasnya. 

Terpisah, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi (Kabareskrim Polri 2009 - 2011 juga dimintai tanggapan tentang adanya Konsorsium 303 ini.  "Kalau menurut saya, itu bisa saja memang betul terjadi. Kenapa? kalau judi dilarang, tentunya kesempatan ini digunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk membekingi," tuturnya. 

"Kalau saya melihat yang buat diagram itu pasti bukan orang sembarangan ya. Dari internal (Polri) lah kira-kira ya. kan banyaklah anggota polri juga ya merasa ingin terpanggilah ya. Untuk bisa menyampaikan hal-hal itu tapi tidak berani langsung, disampaikanlah diagram itu," lanjut Ito. 

Jika memang itu benar terjadi, Ito menyebut Kapolri akan segera menindaklanjuti. "Kalau memang betul-betul ada indikasi, ada bukti-bukti, Pak Kapolri tidak akan toleransi sama sekali. saya tahu betuk pak Kapolri," tutupnya. 


Topik

Hukum dan Kriminalitas


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Heryanto