Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Patut Dicontoh Para Pemimpin, Ketika Detik-Detik Jelang Wafatnya Abu Bakar Masih Lakukan Ini 

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Lazuardi Firdaus

30 - Aug - 2022, 08:56

Ilustrasi (Wikipedia commons)
Ilustrasi (Wikipedia commons)

JATIMTIMES - Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan seorang sahabat Rasulullah. Ia mendapatkan gelar Ash-Shiddiq karena perannya menjadi orang pertama yang membenarkan ajaran Rasulullah SAW. Ia pun juga termasuk dalam golongan orang pertama yang masuk dalam Islam.

Diolah dari beberapa sumber, Abu Bakar memiliki nama asli Abdul Ka'bah. Ia merupakan keturunan keluarga kaya, Bani Taim dari suku Quraisy, lahir di Kota Mekkah pada sekitar tahun 573. Abu Quhafah Utsman merupakan ayah dari Abu Bakar, dan Salma binti Sakhar merupakan ibu dari Abu Bakar.

Sosok Abu Bakar, selain setia pada Rasulullah, Abu Bakar juga memiliki sifat yang jujur dan bijaksana. Dalam setiap hal ia selalu berkata jujur dan selalu bertanggung jawab dalam setiap hal yang dilakukannya. 

Sepeninggal Nabi, Abu Bakar menjadi Khalifah. Sosok Abu Bakar selalu berbuat baik dan bahkan selalu memperhatikan rakyat. Bahkan hingga detik-detik Abu Bakar menjelang wafat, ia masih sempat untuk memperhatikan rakyat dan negara dengan memberikan wasiat.

Kepada Aisyah, Abu Bakar berkata, "Aisyah, tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada (harta) yang bertambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikanlah kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku," kata Abu Bakar. 

Yang tersisa dari harta kaum Muslimin pada Abu Bakar adalah seekor unta, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang sudah usang. "Kalau aku wafat, kirimkan semuanya kepada Umar bin Khattab," katanya.

Hala itu dilakukan agar ketika Abu Bakar menghadap Allah SWT, ia tak ingin terdapat harta umat kaum muslim meksipun sedikit. "Karena, aku tidak ingin menghadap Allah sedangkan di tanganku masih ada harta kaum Muslimin walaupun sedikit,'' demikian wasiat Abu Bakar kepada Aisyah.

Aisyah yang mendengar itu merasa sedih. Bukan karena harta, tetapi, ia merasa sedih karena belum tiga tahun Rasulullah meninggalkannya, kini ia harus ditinggal oleh sang ayah.

Wasiat Abu Bakar pun disambut Aisyah. Setelah Abu Bakar meninggal, Aisyah memeriksa harta Abu Bakar. "Kami memeriksa seluruh harta Abu Bakar,” kata Aisyah, "tidak ada yang bertambah dari hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang hamba sahaya pengasuh yang menggendong bayinya".

Apa yang dilakukan Abu Bakar juga menjadi tauladan. Seorang pemimpin tentunya harus memikirkan rakyatnya dan mampu untuk hidup sederhana untuk kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, kehidupan sederhana ini sulit dilakukan bila keimanan tidak melekat pada seorang pemimpin.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak dikatakan seorang itu beriman apabila tidak amanat dan tidak dikatakan beragama seseorang yang tidak berakal" (HR Dailami).

Abu Bakar menjadi contoh pemimpin tauladan. Ia mempunyai jiwa tanggungjawab dan mengeman amanat dengan baik. Pada akhir hayatnya pun ia masih memikirkan rakyatnya. 

Dalam sebauh hadist Rasulullah, diriwayatkan Ahmad, "Barang siapa diserahi kekuasaan (tanggung jawab) urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya, maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat". 


Topik

Agama


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Lazuardi Firdaus