JATIMTIMES - Panpel Arema FC menemukan modus baru yakni pedagang asongan di Stadion Kanjuruhan yang memasukkan flare ke dalam makanan untuk dijual di tribun. Oleh karena itu, panpel akan menyiapkan segala bentuk antisipasi agar flare tak masuk ke stadion.
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan antisipasi terkait flare. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan sebelum masuk stadion.
“Antisipasi flare kami sesuai dengan SOP, kami lakukan pemeriksaan mulai sebelum pertandingan. Kami sterilisasi, juga dari pedagang asongan, karena ada modus flare ditaruh di makanan,” ungkap Haris.
Dijelaskan Haris, pihaknya telah menemukan pedagang yang kedapatan membawa flare di dalam bungkus makanan. Peristiwa itu terjadi saat Arema FC menjamu PSIS Semarang pada laga semifinal Piala Presiden 2022.
“Kemarin ditemukan ada di makanan atau di dalam roti. Saya harap Aremania sadar karena menyalakan flare akan berakibat sanksi,” beber Haris.
Sejauh ini, Haris menjelaskan bahwa selama Piala Presiden 2022 tidak ada teguran terhadap pelanggaran yang terjadi selama pertandingan Arema FC. Melainkan langsung mendapatkan sanksi.
“Teguran tidak ada, langsung sanksi. Kemarin di laga pertama (melawan PSM Makassar) kami dapat sanksi Rp 5 juta. Dan di Liga 1 sanksi akan lebih berat,” jelas Haris.