JATIMTIMES - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 25 poin. Saat ini rupiah pada level Rp 14.971.
Pelemahan tersebut dipicu oleh reaksi negatif pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak langsung terdampak pelemahan rupiah. Namun memang diakui ada faktor-faktor yang mempengaruhi pelemahan.
Menurut Piter, aliran modal akan terhenti dan sebagian keluar dan terjadi pengetatan likuiditas di pasar global. Kondisi ini akan mengundang respons kenaikan suku bunga dalam negeri. Sementara itu, likuiditas di domestik juga akan ketat, suku bunga kredit naik hingga investasi dan konsumsi tertahan.
“Hal itu yang juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” kata Piter dikutip JPNN.com.
Meski begitu di tengah meredanya pandemi, perekonomian Indonesia juga dalam masa pemulihan ekonomi. Sehingga akan ada fase tarik menarik.
“Ada yang mendorong kenaikan pertumbuhan, ada yang menahan. Namun, kenaikan suku bunga itu sifatnya menahan pertumbuhan ekonomi,” tegas Piter.
Di sisi lain, ekonomi Amerika Serikat juga memiliki potensi mengalami resesi. Hal itu sejalan dengan kekhawatiran lonjakan inflasi yang terjadi sepanjang tahun. Suku bunga 75 basis poin untuk menekan lonjakan inflasi yang dilakukan Federal Reserve AS juga berpotensi menguatkan resesi.