JATIMTIMES - Seorang guru di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang bisa meraup omzet hingga ratusan juta dari budidaya tanaman hias. Guru tersebut bernama Rohmatul Jannah yang memiliki kebun yang diberi nama 123 dan didirikan sejak 2016 lalu.
Kebun itu berada di Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Jaraknya sekitar 34 kilometer dari pusat Kota Malang ke arah selatan. Kebun itu memang tidak luas, hanya berada di lahan seluas sekitar 300 meter persegi. Namun di dalamnya terdapat berbagai macam jenis tanaman hias tertata rapi di atas meja galvalum berukuran besar. Mulai dari Aglonema, Angrek, Kaktus, dan cemara.
Rohmatul Jannah mengatakan kebun tersebut ia dirikan sejak 2016 lalu bersama suaminya, Ahmad Sukarianto. Keinginan untuk membangun destinasi wisata tanaman hias itu, menurut Jannah (sapaan akrabnya) bermula dari hobi Ahmad Sukarianto dalam membudidayakan tanaman hias di kediamannya yang berlokasi tidak jauh dari kebun 123.
“Dari situ, kemudian banyak orang yang datang ke rumah untuk membeli tanaman hias hasil budidaya suami saya ini,” ungkap Rohmatul Jannah disela-sela kesibukannya melayani pembelian tanaman hias.
Gayung pun bersambut, bapak dan ibu dari dua anak itu pun berinisiatif mengembangkan hobinya dengan memperbanyak koleksi tanaman hias dalam sebuah bangunan green house. Meskipun, di satu sisi masing-masing dari keduanya juga mempunyai kesibukan mengajar di sekolah.
“Ya, kami sama-sama guru. Suami saya mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MtsN 1) Kabupaten Malang. Saya mengajar di PAUD KB Dewi Asiyah Kecamatan Turen,” tutur Jannah.
Kini, kebun 123 milik pasutri itu pun tidak pernah sepi dikunjungi oleh warga, baik yang datang hanya ingin berlibur maupun untuk membeli tanaman-tanaman hias di sana. Jumlah kunjungan wisata ke kebun 123 itu, dalam setiap harinya kurang lebih mencapai 150 orang. Sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 500 orang per hari.
Selain menjadi tujuan wisata, beberapa kali kebun 123 itu menjadi tujuan pelatihan para siswa hingga mahasiswa untuk belajar membudidayakan tanaman hias. Bahkan tidak jarang juga menjadi tujuan penelitian para akademisi.
“Sampai sekarang, tempat ini biasa menjadi jujukan sejumlah PAUD di Kabupaten Malang untuk pembelajaran tanaman. Nanti, saya dan suami yang akan memberikan pelatihan secara gratis kepada mereka,” tegas Jannah.
Sementara dari hasil penjualan tanaman hias tersebut, keduanya bisa meraup omzet hingga ratusan juta dalam setiap bulannya. “Kalau omzet setiap bulannya berkisar Rp.100-150 juta,” ujar Jannah.
Harga tanaman-tanaman hias di sana bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu sampai yang termahal Rp 2 juta. Bahkan beberapa waktu lalu salah satu tanaman hias berjenis Aglonema Moonlight terjual dengan harga Rp 5 juta.
Ditanya terkait asal tanaman yang dikoleksinya, Jannah mengungkapkan bahwa tidak semua tanaman hias koleksinya berasal dari Indonesia. Tapi ada juga impor dari luar negeri. Salah satunya seperti Anggrek Bulan yang dibeli dari negara Thailand.