JATIMTIMES - Salah satu kesalahan besar yang terjadi kala seseorang melakukan salat adalah, mereka tidak tuma Minaj ketika melaksanakan salat. Bahkan, Rasulullah SAW menganggap seorang tersebut sebagai pencuri yang paling buruk.
Disebutkan dalam Misnad Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, "Sejahat-jahatnya pencuri adalah mencuri dari salatnya". Para sahabat pun kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat ?". Lalu pertanyaan tersebut dijawab "Dia Tak Sempurnakan rukuk dan sujudnya". (HR Ahmad 11532 dishahikan oleh Albani dalam Sahihul Jami 986).
Dari channel Doa Pedia, tuma'ninah ketika mengerjakan salat adalah bagian dari rukun salat, sehingga salat tidak sah jika tidak tuma ninah. Rasulullah bersabda, "Jika kamu hendak mengerjakan salat, maka bertakbirlah lalu bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah dari rukuk hingga kamu berdiri tegak. Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma'ninah, lalu angkat kepalamu untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah. Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salat". (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah).
Tentunya, akan sangat mengerikan sekali jika seseorang rajin melaksanakan salat, akan tetapi tidak memperhatikan rukun-rukunnya dengan baik. Mulai dari wudlu, takbiratul ikram hingga salam. "Sesungguhnya (ada) seseorang yang salat selama 60 tahun, namun tidak ada satu salat pun yang diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan rukuk tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud namun tidak menyempurnakan rukuk nya". (Hadis Hasan Riwayat Al Ashbahani dalam At Targhrib, lihat Ash Shahihah 2553).
Dari hadis tersebut, tak heran jika salat yang dilakukan seseorang tidak akan bernilai pahala, melainkan hanya sepersepuluh, sepersembilan ataupun besarnya setengah saja, lantaran salat yang dilakukan tidak tuma'ninah.
"Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai (dari salat) namun tidak dituliskan (pahala) baginya melainkan hanya sepersepuluh dari salatnya, sepersembilannya, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setengahnya" (HR Shohih Riwayat Imam Abu Daud).
Hal ini harusnya benar-benar diperhatikan oleh seseorang. Sebab, amalan yang paling pertama di hitung di akhirat adalah salat. Jika salat yang dilakukan baik, Insya Allah sebelumnya akan menjadi amalan baik daripadanya akan diterima oleh Allah SWT. Begitupun sebaliknya, jika salatnya buruk, maka amalan tersebut tak akan diperhitungkan.
"Sesungguhnya pertama kali yang dihisap (ditanya dan dimintai pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah salatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana salonnya rusak, sungguh kerugian menimpanya" (HR Tirmidzi).