JATIMTIMES - Harga tahu dan tempe disebut bisa naik saat bulan Ramadan dan lebaran mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Seperti diketahui, kenaikan harga tahu dan tempe dipicu karena harga kedelai internasional yang naik. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut, kenaikan harga kedelai di RI tak terhindari karena sekitar 86 persen kedelai berasal dari impor.
Hal itu membuat lonjakan harga kedelai internasional langsung memengaruhi harga di pasar lokal.
"Pemerintah melakukan komunikasi dan edukasi publik ada kemungkinan, ada indikasi, karena kenaikan harga kedelai bisa melampaui puasa dan lebaran, maka sudah kami informasikan ada kemungkinan kenaikan harga di tahu dan tempe," ujar Oke.
Oke mengatakan, pemerintah tidak bisa banyak berbuat terkait harga dan yang bisa diamankan hanya kecukupan pasokan kedelai saja. Kendati demikian, Oke memastikan pasokan kedelai untuk konsumsi akan mencukupi kebutuhan selama puasa dan lebaran tahun ini.
Selain tahu dan tempe, ia juga mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit merah serta cabai merah besar. Menurutnya kenaikan disebabkan oleh faktor cuaca yang menekan produksi hingga nyaris 50 persen.
Namun demikian, ia memproyeksikan harga akan berangsur turun sejalan dengan perkiraan cuaca yang membaik ke depannya. Melansir melalui situs hargapangan.id, terpantau harga bawang merah naik 0,67 persen atau Rp 250 per kg menjadi Rp 37.300 per kg pada Jumat (4/3).
Sementara cabai rawit merah melonjak 1,52 persen atau Rp 1.050 per kg menjadi Rp70.250 per kg. Untuk cabai merah besar naik 0,79 persen atau Rp 400 per kg menjadi Rp 50.800 per kg.