JATIMTIMES - Saat ini, aplikasi PeduliLindungi tercatat telah dipakai dan diunduh oleh 39.886.000 pengguna dengan fitur skrinning yang digunakan lebih dari 23 juta kali. Hal ini diungkapkan Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Devie Rahmawati dalam diskusi daring "Mengenal Lebih Dekat Aplikasi PeduliLindungi”, Rabu (8/9/2021).
"Fitur skrining tersebut telah digunakan sebagai akses masuk dan keluar di 4.637 titik lokasi, di 100 stasiun kereta api, 200 gedung, 1.349 lokasi perkantoran dan industri, dan 256 hotel. 960 restoran dan sebagainya,” ungkapnya.

Dikatakannya, jika layanan tersebut nantinya akan terus diperluas titik-titiknya. Secara bertahap, terdapat enam sektor yakni perdagangan, pariwisata, transportasi, pendidikan, keagamaan dan perkantoran serta kawasan pabrik.
Hal ini menjadi perlu, lantaran aplikasi ini menjadi semacam asisten pribadi bagi masyarakat untuk bisa menjamin paling tidak berupa informasi atau alarm awal ketika masyarakat ingin mengakses tempat-tempat umum. Melalui aplikasi ini, masing-masing pengguna dengan mudah untuk bisa mengetahui kira-kira tempat yang didatangi aman atau tidak.
"Masing-masing pengguna dengan mudah mengetahui kira-kira tempat yang dia datangi aman kah, kira-kira orang yang dia dekati atau lokasi yang dia dekati dalam zona apa ya. Ini sebagai alarm awal saat mengakses tempat-tempat," jelasnya.

Bukan hanya itu, disampaikannya juga, jika aplikasi ini juga menjadi sebuah identitas digital masyarakat, baik mereka yang keluar dan masuk ke tempat-tempat publik agar bisa dengan mudah mengunjungi tempat-tempat yang memang dipersyaratkan memakai aplikasi PeduliLindungi.
"Secara umum masyarakat merespons baik dengan kehadiran aplikasi PeduliLindungi dengan fitur skrinning," jelasnya.
Sementara itu, dalam diskusi daring "Mengenal Lebih Dekat Aplikasi PeduliLindungi”, juga dihadiri beberapa tokoh, seperti Muhammad Fajrin Rasyid Direktur Digital Bussiness Telkom Indonesia, Alphonzuz Widjaja Ketua Umum Asosiasi Pengelolaan Pusat Belanja Indonesia, Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Devie Rahmawati dan Mayjen TNI Yoseph Puguh Eko Setiawan Deputi Bidang Keamanan Operasi Siber dan Sandi.