INDONESIATIMES - Vaksinasi Covid-19 saat ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah demi menekan laju penularan virus asal Wuhan, China tersebut. Namun, sebagian kecil orang yang sudah divaksinasi masih bisa terpapar COVID-19.
Fenomena ini disebut sebagai breakthrough infection dan menurut ahli risiko kemungkinannya terjadi tidak merata pada semua orang. Epidemiolog dan ahli penyakit infeksi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Katherine O'Brien, menjelaskan jika terdapat kelompok tertentu yang lebih berisiko terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksinasi.
Mereka ialah orang-orang yang dari awal sudah memiliki masalah imun atau orang tua.
"Ini bukan hal yang umum dan risikonya tidak merata di semua populasi. Ada kelompok tertentu, misalnya punya masalah imun atau umurnya sudah tua, yang lebih berisiko mengalami breakthrough infection," kata Katherine seperti dikutip dari situs resmi WHO.
Sementara, ahli biokimia dr Robert Darnell dari Rockefeller University juga menjelaskan orang pada kelompok itu memiliki sistem imun yang lemah. Dampaknya, vaksin Covid-19 kemungkinan jadi tidak bisa memicu respons antibodi kuat seperti pada kebanyakan orang umumnya.
"Tubuh semua orang merespons vaksin dengan membuat antibodi yang bisa melawan COVID-19. Ada orang yang hanya bisa menghasilkan sedikit antibodi, tapi ada juga yang bisa menghasilkan lebih banyak antibodi. Pada akhirnya ini tergantung individu," tutur Robert.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut jika ada sekitar 3 per 4 kasus breakthrough infection Covid-19 yang berakhir parah dan fatal dapat terjadi pada usia 65 tahun ke atas.