Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ruang Sastra

NUN DI TUBUHMU

Penulis : dd nana - Editor : Redaksi

08 - Aug - 2021, 11:24

Ilustrasi (Ist)
Ilustrasi (Ist)

*dd nana

 

Seorang lelaki tak akan mati oleh sepi

Saat jemarinya masih ramai melantunkan mimpi-mimpi.

 

Tuhan hujan telah bersabda;

Berbiaklah serupa ilalang agar angin tak bersua sunyi. 

Agar mimpi-mimpi segera dipanen di padang-padang penebusan. 

Agar kau tak sendiri, agar kau mengerti.

 

Tapi kau tahu, seorang lelaki memiliki nafasnya sendiri

Memiliki kiblat dan mimpi-mimpi purbanya sendiri

Cerita-cerita telah mengasuh dan mengasahnya untuk selalu pergi

Maka, dibuatlah sebuah perahu

yang tak akan pernah penuh

tak serupa perahu Nuh. 

 

Tapi kau tahu, selalu ada mata perempuan 

Yang diam-diam menahan sesak dari isak, menenun raga menjadi nun

Yang tak pernah sempurna.

 

Cuaca seringkali berubah dan tubuh tak selamanya kukuh

Dan mimpi-mimpi tak selamanya musim semi

Hanya nun yang mampu menampung segala pedih

yang berani bersitatap dengan sepi yang paling nyeri.

 

Kau pun tahu, seorang lelaki memiliki alif yang tegak

Hingga langit retak

Hampir pecah serupa isak

Dalam dada, dalam sepi pemberontak.

 

Hujan itu akan tiba, anakku, saat punggung lelaki itu ditelan waktu

Waktunya sendiri

waktunya yang diikatkan di jemari ibumu ini.

 

Jangan menangis. Jangan. Karena air mata akan meninggalkan jejak

Di sepasang pipi mungilmu, nak. 

Jejak yang akan selalu kau bawa kelak.

 

Tuhan hujan telah bersabda;

Muasalku, muasalmu. Telah ku pecah tubuhku menjadi tubuhmu. 

Tak ada air mataku yang asin

Yang memanggil-manggil sepi  hingga kau menggigil

seperti ini.

 

Muasalku, muasalmu. Kau akan menepi dan kembali. 

Menjadi muasalku, lagi. 

Maka berhentilah menangis. 

Telah ku larungkan nun dalam tubuhmu. Nun yang menampung

nun yang akan melarungkan segala sepi. 

Menuju mimpi-mimpi.

 

Seorang lelaki, nak, tak akan mati oleh sepi

Saat jemarinya masih melantunkan mimpi-mimpi.

 

Tapi kau tahu, mungkin aku yang segera mati.

 

*penikmat kopi lokal


Topik

Ruang Sastra


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

dd nana

Editor

Redaksi