MALANGTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) bekerja sama dengan Pemprov Jatim, RSI Unisma, serta Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) menyelesaikan 5.000 vaksin tahap pertama. Sebanyak 5.000 dosis vaksin tersebut di-support oleh gubernur Jawa Timur.
Sebanyak 5.000 vaksin tersebut diberikan kepada seluruh keluarga besar Yayasan Unisma, mulai dari keluarga, Politeknik Unisma, RSI Unisma, para mitra, mahasiswa, alumni, warga sekitar hingga masyarakat yang mengalami disabilitas.
"Setelah kami himpun, hampir 3.000-an. Selebihnya kami libatkan warga sekitar kampus Unisma, RT RW di lingkungan Dinoyo dan Kelurahan Tlogomas. Alhamdulillah terselesaikan dengan baik," jelas Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi, Senin (2/8/2021).
Kemudian hari ini, dijelaskan Maskuri, dilanjutkan dengan vaksinasi kepada para difabel dan para tenaga kesehatan, serta terdapat kuota vaksinasi untuk masyarakat umum. Lokasi pelaksanaan vaksinasi, dilakukan di Gedung Bundar Unisma yang mempunyai kapasitas 7.000 ribu orang.
"Difabel ada 25 orang, nakes ada 25 orang dan untuk masyarakat umum ada 100 orang," ungkapnya.
Selain itu, Maskuri menyampaikansiap mendukung Pemprov Jatim dalam upaya mempercepat vaksinasi masyarakat, khususnya di kawasan Malang Raya. "Tentunya kami siap melibatkan RSI Unisma. Kami juga bekerja sama dengan PDNU," terangnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang mengunjungi pelaksanaan vaksinasi di Gedung Bundar Unisma menyampaikan, vaksin yang digunakan adalah Sinopharm. Vaksin ini untuk difabel dengan klasifikasi penggunannya 18 tahun ke atas.
"Di Unisma ini pertama, penggunaan Sinopharm bagi difabel. Bahasa saya ini pecah telor. Untuk SDM kesehatan adalah vaksin Moderna. Mereka harus menandatangani pakta integritas. Ini vaksin ketiga bagi nakes. Pecah telurnya ya di Unisma," jelasnya.
Vaksin ini disimpan di storage Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang. Sebab, penyimpanan untuk vaksin Moderna berbeda dengan vaksin jenis Sinovac dan juga AstraZeneca. Penyimpanan vaksin Moderna harus pada suhu minus 30 derajat Celcius.
"Beda dengan Sinovac dan AstraZeneca bisa minus lima derajat Celcius. Cara mengakses pun harus menandatangani pakta integritas. Vaksin ini very limited edition dan digunakan sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang terjalin dengan Unisma. Menurut dia, hal ini menjadi kontribusi dalam percepatan vaksinasi masyarakat. "Kami berharap partnership seperti ini bisa terus dikembangkan," pungkasnya.