INDONESIATIMES - Vaksin Nusantara bikinan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belakangan ini kembali menarik perhatian.
Terawan mengklaim bahwa vaksin gagasannya ini dapat menyelesaikan pandemi covid-19. Bahkan, beredar kabar bahwa vaksin Nusantara ini sudah diakui oleh dunia.
Terkait hal ini, peneliti utama vaksin dendritik Nusantara, Johnny, ikut angkat bicara. Johnny menjelaskan bahwa maksud vaksin Nusantara diakui dunia bukan berarti sudah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Itu sudah dipublis di jurnal PubMed kan, jurnal internasional. Artinya sudah dilirik dunialah," ujar Johnny.
Lebih lanjut, Johnny menegaskan bahwa jurnal internasional PubMed berjudul Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy; The Beginning of The End of Cancer and Covid-19 itu bukanlah laporan terkait uji klinis vaksin covid-19 dendritik. Dia menyebut itu sebuah hipotesis teknologi dendritik untuk vaksin covid-19.
Johnny juga menyebut sikap para peneliti hingga kini masih tetap mematuhi MoU (nota kesepahaman) bersama Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI AD. Artinya, para peneliti vaksin Nusantara tidak bisa melanjutkan uji klinis ke fase III selama masih ada MoU itu.
"Sesuai nota kesepahaman kami masih menunggu. Kami nggak bisa lanjut ke fase III," kata dia.
Seperti diketahui, vaksin Nusantara saat ini telah ditetapkan menjadi penelitian berbasis pelayanan. Namun, di luar itu, Johnny mengklaim uji fase II vaksin yang sudah dilaksanakan sebelum munculnya MoU menunjukkan hasil yang baik.
Adapun kejadian tidak diinginkan (KTD) yang semula dilaporkan dalam hasil uji fase II meliputi pegal 17 orang, memar 3 orang, kemerahan 3 orang, gatal 1 orang.