BATUTIMES - Anjloknya kunjungan wisatawan ke Kota Batu berdampak besar pada pendapatan pelaku usaha jasa pariwisata. Salah satunya pelaku jasa transportasi wisata Delman yang biasa mangkal di kawasan Alun-Alun Kota Batu.
Transportasi wisata tradisional dengan tenaga kuda yang menjadi daya tarik pariwisata ini turut terdampak oleh sepinya kunjungan wisatawan ke Kota Dingin ini.
Suprapto, salah satu kusir delman di Kota Batu ini mengaku pendapatannya merosot drastis. ”Pendapatan sangat menurun sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu," kata kusir delman ini kepada BatuTIMES.
Meski demikian, kusir Delmam di Kota Batu sejak tahun 1982 ini tetap konsisten untuk bekerja sebagai kusir delman. Sebab, pekerjaanya itu mampu menafkahinya hingga saat ini.
Setiap harinya, Suprapto menarik dari pukul 07.00 sampai 12.00 WIB. Jika pada hari Sabtu dan Minggu, Suprapto mulai pukul 06.00 sampai 17.00 Wib.
Baginya, sebagai kusir ini adalah pekerjaan utamanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Suka duka ini pun telah dirasakannya. Bahkan, sempat dalam sehari tidak mendapatkan hasil apapun.
"Selama pandemi Covid-19 ini, pendapatan semakin menurun. Apalagi kunjungan wisatawan di Kota Batu yang menurun. Hari hari biasa gini memang sepi walaupun gratis. Kadang 2 sampai 4 penumpang perhari. Tapi kalau hari libur bisa sampai 20 hingga 25 kali, sampai kasihan kudanya," ujarnya, Selasa (11/5/2021).
Melihat kondisi tersebut, pihak Pemkot Batu membantu para kusir Delman di Kota Batu. Dengan menerapkan program Delman Gratis. Dari program tersebut, para kusir mendapatkan penghasilan. Pemberian itu diberikan kepada 26 orang, tiap bulannya Rp 18 juta.
"Program itu dimulai sejak awal Januari 2021. Kalau kemarin diberi Rp 1 juta per orang. Pendapatan itu kemudian digunakannya untuk membeli pakan serta kebutuhan kesehatan kudanya," ujarnya.