MALANGTIMES - Sederet program usulan masyarakat di wilayah Kecamatan Klojen dibahas secara khusus dalam musyawarah pembangunan daerah (musrenbang) tingkat Kecamatan Klojen tahun 2022, hari ini (Rabu, 3/2/2021).
Lagi-lagi persoalan penanganan banjir menjadi salah satu yang diprioritaskan. Kemudian hal lainnya mengenai pemberdayaan dalam pemukihan perekonomian di setiap wilayah.
Wali Kota Malang Sutiaji yang hadir secara virtual kali ini menyampaikan segala infrastruktur dan potensi yang dimiliki Kecamatan Klojen dinilai luar biasa. Tinggal, penataan sinergitas pentahelix (akademisi, bussines, community, government, media) dalam pengelolaannya.
"Pentahelix ini kita canangkan untuk terus menerus kita lakukan. Kecamatan klojen dengan potensi, insfrastruktur, SDM dan letak strategis yang sangat luar biasa apabila bisa diolah dalam sinergi pentahelix akan semakin baik," ujar Sutiaji.
Penanganan banjir, lanjut Sutiaji, saat ini masih digagas dengan pembangunan saluran air sistem jacking untuk penanganan banjir. Namun, proyek itu saat ini masih tersangkut proses hukum dan tengah diupayakan penyelesaiannya dengan pengajuan ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
"Klojen masih ada banjir. Masalah jacking belum selesai. Kami sudah mengurus ke BANI, masih menunggu itu. Kalau existing sudah, segera akan kita eksekusi," ucapnya.
Senada, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko juga menilai usulan-usulan rencana pembangunan tahun 2022 yang telah diajukan Kecamatan Klojen dinilai seimbang, baik proyek fisik dan non-fisiknya. Contoh, berkaitan dengan isu strategis nasional pemulihan perekonomian di daerah, Kecamatan Klojen mampu memanfaatkan program tersebut melalui koperasi-koperasi.
"Kalau kita lihat, jumlah koperasi yang ada di Kecamatan Klojen luar biasa. Ini mampu merespons sebetulnya. Sehingga dengan banyaknya koperasi itu, bagaimana konsentrasi di pusat kota memaksimalkan potensi. Baik SDM, geografi di sini untuk mempercepat masalah tujuan kesejahteraan ekonomi tadi," ungkapnya.
Sementara itu, Camat Klojen Heru Mulyono menambahkan, persoalan penanganan pemulihan ekonomi dengan memaksimalkan potensi kelompok koperasi wanita. Dalam hal ini, pihaknya meminta ada ketersediaan sarana prasarana penunjang di bidang digitalisasi.
"Usulannya apa, butuh komputer, laptop. Ini untuk mendorong sebuah kemampuan koperasi supaya berkembang, tidak manual lagi. Salah satunya itu," terangnya.