Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Hujan Picu Lonjakan Harga Cabai di Kabupaten Malang, Tahun Lalu Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : A Yahya

07 - Jan - 2021, 18:58

Salah satu petani di Kecamatan Poncokusumo, Saiful Asyari saat menunjukkan hasil panen cabai rawit (Foto : Dokumen MalangTIMES)
Salah satu petani di Kecamatan Poncokusumo, Saiful Asyari saat menunjukkan hasil panen cabai rawit (Foto : Dokumen MalangTIMES)

MALANGTIMES - Harga cabai di Kabupaten Malang meningkat nyaris 2 kali lipat dari harga normal. Lonjakan harga cabai tersebut, terjadi di Sub Terminal Agribisnis (STA) Mantung, Kecamatan Pujon, yang selama ini dijadikan acuan harga sayur mayur di Kabupaten Malang.

”Kalau kami biasanya acuannya dari Mantung, Pujon, di sana kan sentranya sayur mayur,” ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, Budiar Anwar, saat dikonfirmasi awak media Kamis (7/1/2021).

Baca Juga : Pandemi Covid-19, Permintaan Daging Sapi di Kabupaten Malang Turun Hampir 50 Persen

Saat ini, dijelaskan Budiar, untuk harga cabai besar dibandreol Rp 15 ribu, cabai rawit Rp 63 ribu, cabe rawit hijau Rp 45 ribu, dan cabai kriting Rp 38 ribu.

Sebagai acuan, harga cabai rawit mengalami kenaikan dari yang semula Rp 35 ribu, naik menjadi Rp 63 ribu. ”Saya barusan ngecek, yang tinggi itu harga cabai rawit. (Naiknya harga cabai rawit) belum sampai seminggu ini, dari Rp 35 ribu sekarang jadi Rp 63 ribu,” ungkapnya.

Dari analisa Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, naiknya harga cabai di Kabupaten Malang tersebut, dipicu karena adanya musim hujan. ”(Penyebabnya, red) pertama musim hujan, pertumbuhan cabai itu kan membutuhkan sinar yang lebih banyak, sinar matahari. Cabai juga butuh air, tapi tidak sebanyak seperti saat hujan,” jelasnya.

Dengan adanya curah hujan tinggi itulah, dijelaskan Budiar, yang menyebabkan tanaman cabai para petani mengalami gagal panen. ”(Air hujan, red) menyebabkan bunganya rontok, padahal bunga itu kan nanti yang akan menjadi cabai,” ungkapnya.

Pihaknya memperkirakan, naiknya harga cabai yang nyaris 100 persen dari harga normal tersebut, dimungkinkan masih bisa terus mengalami peningkatan. ”Saya sih yakin (kenaikan harga cabai) kemungkinan hingga bulan Februari, karena hujan ini kan mulai bulan November,” ucapnya.

Baca Juga : Indeks Pembangunan Manusia Kota Malang Tertinggi Kedua di Jatim

Ketika ditanya soal kemungkinan puncak kenaikan harga cabai ?, Budiar mengaku tidak bisa memastikannya secara rinci. Hanya saja kalau mengacu pada masa sebelum-sebelumnya, harga cabai pernah melonjak hingga menyentuh nominal Rp 100 ribu.

”Artinya kenaikan harga cabai ini kan karena kondisi iklim, kalau melihat tahun sebelumnya harga cabai pernah diatas Rp 60 ribu, bahkan sempat Rp 80 ribu, Rp 100 ribu,” terangnya.

Baru setelah musim hujan berakhir, lanjut Budiar, harga cabai di Kabupaten Malang dimungkinkan akan kembali stabil. ”Ya bisa saja nanti (kenaikan harga cabai, red) hingga akhir Februari saat mulai reda (hujannya, Red). Biasanya kan menjelang puasa, waktu bulan Maret itu sudah jarang hujan, puasa justru panas,” tukasnya.


Topik

Ekonomi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

A Yahya