MALANGTIMES - Pengerjaan proyek Kayutangan Heritage di kawasan perempatan Rajabali terus dikebut. Siapa sangka, di tengah penggalian jalan, para pekerja menemukan rel kereta api yang diduga merupakan peninggalan saat zaman kolonial Belanda.
Rel tersebut ditemukan di kedalaman sekitar 7 sampai 10 centimeter tertimbun tanah bebatuan dan aspal jalan.
Baca Juga : Kondisi Kota-Kota di Indonesia 100 Tahun Lalu, Bali Bertelanjang Dada, Jawa Mandi di Kali
Saat penggalian, para pekerja tak menyangka jika pihaknya bakal menemukan sebuah rel. Para pekerja mengira saat penggalian saat itu, alat berat yang mereka gunakan membentur batu. Namun setelah diteliti dan dilihat lagi, benda keras yang membentur alat berat saat penggalian ternyata sebuah rel kereta.
"Saat clearing. Teman-teman bilang pak ini nyentuh, setelah kita buka di internet kita baru tahu kalau ada rel. Terus kita hubungi salah satu teman, memang katanya betul ada rel, akhirnya kita amankan dulu," jelasnya.
Saat ditemukan, kondisi rel dalam kondisi masih utuh. Meskipun besi rel terlihat berkarat karena telah terpendam dalam waktu cukup lama, namun diperkirakan jika kondisi besi rel 70 sampai 80 persen masih lumayan bagus.
"Kalau untuk bantalan relnya karena terbuat dari kayu, makanya sudah lapuk, ada beberapa yang rusak," bebernya.
Sementara itu, Tjahjana Indra Kusuma, dari komunitas Malang Raya Heritage menjelaskan jika rel tersebut telah ada sejak 15 Febuari 1903. Rel tersebut memanjang mulai dari Stasiun Blimbing hingga kawasan Jagalan.
Baca Juga : Situs Purbakala Ditemukan, Pihak Taman Tirta Mengaku Akan Ikuti Prosedur dan Bantu Negara
Panjang diperkirakan sekitar enam kilometer mulai dari Blimbing hingga Jagalan. Awalnya rel tersebut digunakan untuk lintasan kereta angkutan orang dan barang. Namun pada tahun 1959, karena rel tak lagi digunakan, rel tersebut kemudian ditutup.
"Kalau yang ditemukan ini panjangnya sekitar 200 meteran hingga di depan PLN. Kalau untuk ukuran lebar rel memang sesuai standar kereta, namun mungkin karena terpengaruh cuaca makanya ada yang berbeda," pungkasnya.