MALANGTIMES - Suasana tengah hari, massa aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Kota Malang sedikit tenang. Meski, teriakan dan orasi masih terus digaungkan.
Ada yang menarik di antara para pendemo, salah satu anak membawa poster bertuliskan kalimat yang mengandung kebaperan (terbawa perasaan).
Baca Juga : Beredar di Medsos, Ini Isi Telegram Kapolri soal Larangan Demo Buruh
"Cukup DPR Gawe Loro atiku, kowe ojok (cukup DPR yang buat hatiku sakit, kamu jangan)," kata yang tertera di sebuah banner putih itu.
Nampak, usai kericuhan massa yang langsung membagi diri di tiga titik. Sebagian ada di depan Balai Kota Malang, sebagian lagi berada di SMA 4 di kawasan Alun-Alun Tugu Malang.
Salah satu massa juga terus seakan bernegosiasi dengan polisi bersenjata lengkap yang bertugas. "Pak ngasuh-ngasuh sana lho, nggak kesel a ? (Pak istirahat sana, nggak capek?)," teriaknya.
Tak hanya itu, teriakan olokan terhadap polisi juga terus dilontarkan oleh massa aksi. "Pak Bojo e sampean wes masak itu lho, ga moleh a ? (Pak, istri kamu sudah masak, nggak pulang a?," teriaknya.
Aparat keamanan yang dikerahkan untuk menghalau dan mengantisipasi keamanan kali ini sejumlah 1.200. Tak henti, petugas melalui pengeras suara juga terus mengutarakan agar massa tak berbuat ricuh.
Baca Juga : Tolak UU Cipta Kerja, Polres Malang Persilakan Buruh Pasang Spanduk di Perusahaan
"Jangan ricuh, jangan berbuat yang merugikan orang lain," ucap petugas polisi.
Pantauan terkini, massa aksi masih terus bergerak. Orasi-orasi teriakan dari ribuan mahasiswa dan buruh terdengar mengelilingi area Alun-Alun Tugu Malang. Suara dentuman batu, petasan juga kembali mengalun di tengah aksi.