MALANGTIMES - Minggu (30/5/2010) silam Arema Indonesia (nama tim Singo Edan kala itu) menjadi sejarah satu dekade dimana Noh Alam Shah dkk berhasil menyempurnakan gelar juara setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 1-5 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Arema berhasil mengunci gelar juara kompetisi Indonesia Super League (ISL) pada 26 Mei 2010 saat menjalani laga tandang melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Rumbai dengan bermain imbang 1-1 dan berhasil mengumpulkan 70 poin sehingga tidak mampu dikejar pesaing terdekat yakni Persipura yang mengumpulkan 66 poin.
Baca Juga : Pemerintah Liverpool Pertimbangkan Gelar Derby Merseyside
Setelah berhasil mengunci gelar di Pekanbaru, Aremania tak sabar untuk melakukan selebrasi dengan konvoi di Kota Malang. Karena pada saat itu, beberapa wilayah di 'Bhumi Arema' menggelar nonton bareng dan kebanyakan Aremania menyaksikan di sekitar Alun-alun Jalan Merdeka.
Meski begitu, Aremania nampaknya ingin mengawal para penggawa Singo Edan untuk berlaga di pertandingan terakhir melawan Persija Jakarta.
Bahkan Stadion Gelora Bung Karno bagaikan hajatan besar bagi publik Malang Raya. Meski sudah dipastikan juara Liga, Aremania tetap tak terbendung untuk menyaksikan langsung dan merayakan kemengan di Ibu Kota.
Jakarta penuh dengan Arek Malang hari itu (30/05/2010), dimana hari yang juga mencatat rekor pertandingan dengan supporter terbanyak, 140.000 ribu orang tercatat berada di dalam Stadion Gelora Bung Karno dan itu pun masih banyak yang berada di kawasan Senayan yang tidak dapat masuk untuk menyaksikan langsung jalannya pertandingan.
"Hari Minggu itu (30/05/2010) menjadi hari raya bagi seluruh publik Malang Raya. Jakarta penuh sesak dengan Aremania. Rekor penonton terbanyak pun tercipta. Saat peluit panjang dibunyikan dan meski sudah dinyatakan juara, tangis haru itu tetap pecah, semua berlarian tak terarah bahagia menerima semua berkah. Tak lupa dahi ini pun menempel dengan tanah bersyukur atas pemberian Sang Kuasa," kenang Arema FC Official melalui Instagram resminya.
Baca Juga : New Normal, Tantangan Baru Bisnis di Dunia Olahraga
Untuk diketahui, saat itu Arema Indonesia dilatih oleh Robert Rene Albert dengan materi mayoritas pemain muda seperti Zulkifli Syukur, Ahmad Bustomi, Juan Revi, Dendi Santoso, Beny Wahyudi, Kurnia Meiga hingga M. Fachrudin.
Sementara pemain asingnya, Singo Edan diperkuat oleh Pierre Njanka, Esteban Guillen dan duo Singapura Noh 'Along' Alam Shah dan M. Ridhuan.