MALANGTIMES - Jumlah kasus pasien positif di Kota Malang terus bertambah. Data per tanggal 25 April 2020, mencapai 13 kasus.
Baca Juga : Bulan Ramadan Tiba, Bupati Sanusi Imbau Masyarakat Tetap Physical Distancing
Dari jumlah tersebut, hampir separo pasien terjangkit merupakan para petugas medis. Tak dapat dipungkiri, aktivitas mereka saat ini sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
Bahkan, tak hanya di Kota Malang saja, ribuan petugas medis dari seluruh dunia ikut tertular virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China sejak Desember 2019 lalu.
Jumlah pasien yang meninggal akibat terjangkit virus itu juga bertambah setiap hari.
Meski saat bertugas mereka selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD), petugas medis menjadi yang paling rentan dan berisiko tertular Covid-19.
Lantas, apa yang menyebabkan petugas medis ini lebih rentan dan berisiko tertular Covid-19 dibanding orang biasa?
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan kontak dari tenaga kesehatan terhadap pasien baik yang berstatus terkonfirmasi positif ataupun PDP (Pasien Dalam Pengawasan) menjadi salah satu alasannya.
Memang, petugas medis selalu memakai alat tempur yaitu APD untuk benteng perlindungan dirinya.
Tetapi, aktivitas yang dilakukan secara berulang dalam menangani pasien Covid-19 bisa menyebabkan adanya kemunculan virus.
"Para petugas medis ini tidak hanya sekali dua kali saja berkontak erat dengan pasien Covid-19. Mereka berhadapan dengan virus dalam jumlah yang banyak, sehingga kontak yang sering dengan pasien bisa memunculkan akumulasi virus itu," jelasnya.
Kemudian, kondisi tubuh dari tenaga kesehatan (Nakes) itu sendiri juga perlu menjadi perhatian.
Sebab, ketika tubuh seseorang tidak memiliki imunitas yang cukup maka virus itu sangat rentan sekali masuk.
Baca Juga : Covid 19 Bikin Pendonor Darah Turun Hingga 30 Persen di Tulungagung
"Asupan gizi bagi para Nakes ini seperti apa. Maka di sini peran rumah sakit untuk memperhatikan petugas medis juga diperlukan. Penyediaan makanan bergizi, pemberian suplemen atau vitamin sesuai dosis yang dianjurkan juga harus dilakukan. Tujuannya, untuk memperkuat daya tahan tubuh dari Nakes itu sendiri," imbuh Juru Bicara Gugus Satgas Covid-19 Kota Malang ini.
Dari jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, rata-rata berkategori OTG (Orang Tanpa Gejala).
Karenanya, dalam hal ini pihak rumah sakit diharapkan rutin melakukan pemeriksaan swab terhadap yang bersangkutan.
Semakin sering tes itu dilakukan, maka juga semakin cepat untuk mengetahui Nakes yang bertugas terjangkit Covid-19 atau tidak. Sehingga, proses penanganan juga cepat dilakukan.
"Setalah di swab dan bila ditemukan hasilnya positif, maka mereka juga akan segera mendapat perawatan dengan isolasi diri. Sehingga, penyebaran Covid-19 meluas juga dapat dicegah," tandasnya.
Sementara itu, data Covid-19 Kota Malang per 25 April 2020 jumlah ODR (Orang Dalam Risiko) masih terus meningkat mencapai 1.909 orang. Kemudian jumlah OTG (Orang Tanpa Gejala) ada 166 orang.
Kemudian ODP (Orang Dalam Pantauan) mencapai 661 orang. Dengan rincian, 235 orang masih dalam tahap pemantauan. Sedangkan 426 telah selesai dipantau.
Pasien positif Covid-19 sebanyak 13, 8 di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan 5 sisanya masih menjalani perawatan, termasuk dari kalangan petugas kesehatan.
Lalu, untuk PDP totalnya mencapai 153 orang. Sebanyak 8 PDP dinyatakan meninggal, PDP selesai pengawasan sebanyak 54, dan yang masih dirawat berjumlah 91 orang.