MALANGTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengambil sikap dalam menangani persoalan kasus virus Corona atau Covid-19. Ya, penyebaran penyakit yang muncul pertama kali di Wuhan, China sejak Desember 2019 lalu memang cukup pesat.
Selain memberlakukan kebijakan meliburkan sekolah selama 14 hari ke depan, Pemkot Malang juga akan memantau akses keluar masuk masyarakat. Baik itu dari atau yang akan menuju ke wilayah Kota Malang. Penutupan akses ini rencananya akan mulai diberlakukan lusa atau Rabu (18/3).
Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan jika persoalan Covid-19 ini telah masuk tahap darurat. Karenanya, pihaknya meminta pemberlakuan penutupan akses tersebut sebagai langkah antisipasi pencegahan.
Pemberlakuan tersebut berlaku lusa, karena dimungkinkan sudah ada orang dari luar Kota Malang yang berkegiatan. Karenanya, masih ada tolerir akan hal tersebut.
"Kita putuskan hari ini kita darurat (mengenai Covid-19). Nanti malam dan semuanya yang berkunjung ke Kota Malang kan ada banyak kegiatan, itu masih kita beri waktu. Hari ini mungkin dia sudah ada terus besok sudah datang di Malang masih ditolerir. Tapi, setelah hari ini dan besok sudah tidak boleh," ujarnya, usai Rakor bersama Kepala PD dan Forkopimda, di Balaikota Malang, Senin (16/3).
Lebih lanjut, ia tak mau kecolongan dengan aktivitas orang-orang yang ke luar masuk Kota Malang. Mengingat jajaran pejabat tinggi pemerintah pusat, yakni Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi yang terjangkit virus Corona seakan kecolongan.
Padahal sebelumnya, tidak ada ciri atau tanda-tanda bahwa Menhub masuk kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasiem Dalam Pengawasan).
"Masalahnya kita nggak ngerti orang ini bawa virus apa tidak. Istana saja kebobolan (Menhub terjangkit virus Corona). Artinya mobilitas orang dan lalu lintas orang yang dulu terpantau, mestinya dia tidak ODP, ini kan kecolongan. Apalagi masyarakat, maka di sinilah yang nentukan darurat," tandasnya.