MALANGTIMES - Rekayasa lalu lintas (lalin) di kawasan Jalan Soekarno-Hatta (Suhat) Kota Malang sudah berjalan selama dua pekan terakhir. Rencananya, rekayasa lalin tersebut masih akan terus dilakanakan dan dievaluasi hingga satu bulan ke depan.
Baca Juga : Bakal Ditutup Setiap Hari, Ini Jalur Yang Terapkan Physical Distancing di Kabupaten Malang
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Handi Priyanto menyampaikan, berdasarkan hasil evaluasi forum lalu lintas, rekayasa yang berlangsung tersebut berjalan efektif. Sebab, ekor antrean saat rush hour di kawasan Betek atau Jl Mayjend Panjaitan dan Suhat lebih pendek. Sehingga arus relatif lebih lancar karena adanya pengurangan fase traffic light (TL) dari tiga fase menjadi dua fase. "Dan evaluasi ini masih akan dilakukan sampai satu bulan ke depan," katanya.
Meski dinilai efektif oleh Dishub Kota Malang, selama ini para pengendara banyak yang mengeluh. Mereka merasa jika rekayasa lalin tak nenperlancar arus. Bahkan ada yang menilai jika rekayasa tersebut malah membuat jalanan di kawasan Suhat dan sekitarnya semakin macet parah.
Pendapat itu pun ditampik mantan kasatpol PP Kota Malang tersebut. Handi menegaskan, di kawasan rekayasa lalin telah dipasang traffic counting yang mampu menghitung jumlah kendaraan serta waktu tempuh kendaraan tersebut. Sehingga data yang dihasilkan pun diyakini jauh lebih akurat. "Itu lebih akurat daripada argumen orang per orang," tegasnya.
Dari hasil evaluasi didapatkan data bahwa kemacetan yang terjadi di pagi hari mulai terurai. Sebelum adanya rekayasa lalin, kepadatan terjadi antara pukul 06.00 WIB sampai 08.15 WIB. Sementara setelah adanya rekayasa lalin, kemacetan terjadi mulai pukul 06.00 WIB sampai 07.20 WIB.
"Durasi traffic light juga sudah disesuaikan dengan jam pagi, siang, sore dan itu menyesuaikan dominasi arah arus. Ditambah crossing di Suhat sudah tidak ada karena pengurangan fase," tambah Handi.
Baca Juga : Tanggapan Resmi Gojek dan Grab soal Fitur Ojek Online yang Hilang dari Aplikasi
Sebelumnya, proses rekayasa lalin dilakukan di kawasan Suhat sejak Senin (3/2/2020) lalu. Dalam rekayasa yang mulai dijalankan tersebut, pengendara yang mengarah dari arah Dinoyo tidak diperkenankan untuk lurus menuju Betek atau Jl Mayjend Panjaitan.
Pengendara dari Dinoyo harus belok kiri dan putar balik melalui u-turn yang disediakan. U-turn atau putar balik pun diletakkan di depan Taman Krida Budaya Jatim (TKBJ). Sementara dua u-turn yang ada di depan kampus Polinema dan Jalan Semanggi di tutup.
Namun belum lama ini, u-turn yang berada di depan kampus Polinema dibuka dan banyak digunakan arah putar balik oleh pengendara roda dua. Sehingga banyak terjadi tumpukan kendaraan di jam-jam sibuk.