MALANGTIMES - Terus ramai diperbincangkan publik, dugaan kasus perundungan atau bullying yang dialami siswa berinisial MS di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Malang telah memasuki babak baru. Apalagi, korban hingga harus mengalami amputasi pada jari tengah tangan kanannya.
Bahkan, kondisi fisik lainnya juga terdapat lebam di bagian kaki, punggung, dan tangan. Namun, informasi yang banyak beredar kejadian tersebut karena aksi gurauan dari tujuh teman MS di sekolah.
Baca Juga : Belajar dari Rumah Lewat TVRI Mulai Hari Ini, Intip Jadwalnya Yuk!
Mencermati perkembangan dari dugaan kasus tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji mengaku geram. Lantaran, informasi yang diterimanya saat mengunjungi pihak sekolah tidak diterima dengan utuh. Padahal, saat ini kasus telah didalami oleh pihak Polresta Malang Kota untuk diselidiki lebih lanjut apakah aksi itu hanya sebatas gurauan atau tindakan penganiayaan.
Karenanya, sebagai pemimpin daerah di Kota Malang ia mengambil langkah tegas untuk segera mengumpulkan kepala sekolah terkait dugaan kasus ini. Direncanakan, para kepala sekolah se Kota Malang akan dikumpulkan hari ini (Rabu, 5/2) di Balaikota Malang.
"Iya, karena ada kesan penggalan informasi yang tidak utuh saya terima (dari sekolah, red). Ini tidak bagus dan saya minta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah pembinaan teknis, serta segera kita kumpulkan para kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru guru BK. Tidak boleh terulang lagi," ungkapnya melalui keterangan tertulisnya.
Dijelaskannya, memang tanggung jawab dalam mendidik anak tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah. Peran aktif orang tua dan keterlibatan lingkungan di masyarakat juga diperlukan. "Namun saat anak-anak di lingkungan sekolah maka itu tanggung jawab sekolah yang dipandegani kepala sekolah selaku top manajernya," imbuhnya.
Lebih lanjut politisi Demokrat ini menyatakan adanya kejadian ini, akan diberlakukan pola reward dan punishment kepada lembaga sekolah ataupun kepala sekolah, terkait dinamika yang terjadi di lingkungan sekolah. Pihaknya juga akan terus memonitor perkembangan yang dialami korban.
Baca Juga : Siswa yang Tak Punya Akses Internet Mulai Senin Belajar Lewat TVRI
"Kami akan terus memonitor perkembangan korban perundungan ini, baik dengan komunikasi secara langsung dengan orang tuanya, dokter, pendamping maupun kunjungan ke rumah sakit," tandasnya.
Sebelumnya, diberitakan dugaan kasus perundungan terhadap MS terus didalami pihak Polresta Malang Kota. Dari pemeriksaan terhadap tujuh saksi, terungkap jika korban sempat digotong bersama-sama dan sempat dibanting di paving maupun pada pohon.