Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Pakar: Aksi Teror Menurun, Paham Radikalisme Meningkat

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

30 - Dec - 2019, 18:29

Ilustrasi teroris. (Foto istimewa)
Ilustrasi teroris. (Foto istimewa)

MALANGTIMES - Aksi teror pada tahun 2019 tercatat menurun jumlahnya jika dibandingkan  2018. Menurut laporan Mabes Polri saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR, pada 2018 ada sejumlah 19 aksi teror. Sementara  2019 turun menjadi 8 kejadian.

Insiden teror sendiri mulai meningkat di Indonesia sejak 1996, yakni ada 65 kejadian. Tahun 2001 adalah puncaknya, yakni 105 kejadian. Sejak tahun tersebut hingga kini, aksi teror terus menurun.

Baca Juga : Peduli Covid-19, Hawai Grup Sumbang Ratusan APD ke Pemkot Malang

Menurut pakar komunikasi dari Universitas Brawijaya (UB) Rachmat Kriyanto, itu artinya, pemerintah melalui alat negara, seperti BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan polisi/TNI, mampu mengurangi aksi teror. 

Tetapi, lanjut Rachmat, meski aksi teror menurun, tidak demikian dengan paham radikalisme. "Paham radikalisme ternyata belum (menurun), bahkan meningkat," ungkap ketua Program Magister Ilmu Komunikasi UB tersebut saat ditemui di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB dalam Refleksi Akhir Tahun 2019, Senin (30/12/2019).

Data menunjukkan, konten-konten radikal yang teridentifikasi dan akhirnya diblokir Kemenkominfo meningkat dari 10.449 pada 2018 menjadi 11.800 pada 2019. "Mengapa meningkat? Karena faktor komunikasi. Komunikasi di media sosial membuat penyebaran paham radikal ini meningkat dan sulit dihalau," kata Rachmaf.

Media sosial itu bersifat borderless atau tanpa batas dan luas, partisipatif dengan peserta beragam, bersifat privat dalam penggunaan, komunikasi bebas dan cepat, dan pesan mudah dibuat. "Percepatan paham radikalisme menyebar juga disebabkan oleh akselerasi pengguna internet yang meningkat, mencapai 150 juta dari populasi Indonesia sebesar 268 juta pada 2019," ungkapnya.

Dominasi situs-situs hoaks dan radikalisme juga masih tinggi. Data menunjukkan, situs-situs ormas Islam moderat besar, seperti NU dan Suara Muhammadiyah, masih belum mendominasi. "Masih diungguli situs-situs Islam konservatif yang lebih 'ramah' paham radikalisme," timpalnya.

Data menunjukkan bahwa sampai 2019 ini, jumlah situs-situs hoaks mengangkat isu agama membungkus radikalisme masih tinggi. "Selama 2019 ini, Kemenkominfo merilis 800 ribu situs hoaks. Sedang di sisi lain, terdapat 44 persen masyarakat belum bisa membedakan hoaks atau bukan," terangnya.

"Karena itulah, saya beranggapan potensi radikalisme pada 2020 masih ada. Peluang untuk mewujud menjadi aksi teror juga masih besar. Tergantung pada pemahaman agama, ekonomi dan politik, serta tingkat literasi masyarakat," sambung Rachmat.

Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf

Lantas bagaimana menyikapinya? Rachmat mengusulkan beberapa solusi. Pertama, pendidikan literasi bermedia sosial perlu ditingkatkan. Kedua, pemblokiran situs radikal, tetapi tetap melalui uji publik. Ketiga, meningkatkan komunikasi budaya lokal dalam beragama.

Keempat, kurikulum pendidikan agama lebih diarahkan kepada perwujudan nilai-nilai hablumminallah (hubungan dengan Allah SWT) pada hablumminannas (hubungan dengan manusia) dan menggandengkannya dengan pendidikan Pancasila. "Yang terakhir, kesadaran elite untuk beragama dalam berpolitik. Bukan berpolitik dalam beragama," lanjutnya.

"Saya meyakini, jika kelima hal ini sungguh-sungguh dilaksanakan, bisa mencegah perkembangan radikalisme menjadi aksi-aksi teror, bahkan bisa mengurangi radikalisme itu sendiri," tandasnya.

 


Topik

Peristiwa malang berita-malang teroris radikalisme


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

Sri Kurnia Mahiruni