MALANGTIMES - Vita Brevis
*dd nana
1.
ada yang melongok dari daun jendela
dan kekal di daun mataku
yang dilamurkan gigil hujan
setelahnya rindu mengutukku
dengan beringis, mengiris usia
yang gemetar meringkuk di kalender
yang menuju padam.
2.
yang menginap di sepasang mata
desember yang kuyup dan mencoba
beranjak menuju daun pintumu
yang sedikit terbuka. Sebelum angin selatan
gegas membuat jemarimu menutupnya.
Air mata desember membuat kalender
mengelupas di dinding kamar
mataku juga yang disimbahi air mata.
3.
cahaya yang laksa
redup yang menunggu lama
aksara berlomba-lomba
bersemayam di jemari yang menua
tapi desember mulai menyerupaimu
yang mengekal dengan kata 'tak'.
4.
dan harusnya hanya tubuh gigilmu
yang terengkuh
tapi keparatnya selalu ada organ raga yang ikut campur
tampil dan berbicara. Sedang kau begitu gugup
untuk menolaknya.
Di luar kaki hujan merancakkan irama
dan kalender kembali mencatat
di desember itu kita kembali menjadi manusia.
aku yang keparat dan kau yang tak mampu mengelak.
5.
harus ada yang kalah, ucapmu
agar cinta menghayati yang rengkah
dan rindu mengenal tepinya nyeri
setelahnya, aku buka daun jendela
untuk memastikan angin yang basah
menerpa wajah, menguarkan kabarmu
yang telah suar di atas mercu dan tegak
setelah cadas.
Saat itulah aku akan pasrah
dengan dendammu untuk menguliti raga ini.
*hanya penikmat kopi lokal