MALANGTIMES - Ribuan siswa-siswi SMP dan SMA se-Kota Malang membaca serentak di Halaman Balai Kota Malang, hari ini (Kamis, 12/12). Menariknya, para siswa-siswi ini bukan membaca menggunakan media buku, tetapi dengan aplikasi melalui gawai atau biasa dikenal dengan smartphone.
Aksi membaca serentak tersebut berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan peserta terbanyak, yaitu 2.929 orang, di Indonesia. Jumlah berhasil menumbangkan rekor Muri sebelumnya yang pernah juga dilakukan di Kota Bandung pada November 2018 lalu.
Baca Juga : Trending Twitter! Buku Karya Tere Liye Jadi Barang Bukti Aksi Vandalisme Anarko
Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, konsep tersebut dirasa akan lebih meningkatkan minat baca bagi siswa. Apalagi, saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 dan hampir semua sistem pelayanan berbasis digital.
Nah, melalui Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah inilah, wadah untuk mewujudkan hal itu dihadirkan melalui aplikasi Malang Cilin Digital Access. "Kita saat ini sudah masuk era revolusi industri 4.0. Maka ini kita gerakkan metode membaca pakai gawai dengan aplikasi yang istilahnya itu perpustakaan digital. Dan masuk rekor Muri," ujarnya.
Dengan adanya aplikasi tersebut, maka segala akses buku digital mengenai sejarah dan budaya Kota Malang serta literasi lainnya bisa diakses oleh semua orang dengan mudah. Sehingga daya baca, khususnya masyarakat Kota Malang, juga meningkat.
"Harapannya orang mudah membaca dan itu sudah ada di playstore, walaupun masih untuk android saja. Nanti ke depan ada penyempurnaan agar di Apple juga bisa. Jadi, mereka tidak hanya baca Whatsapp, tapi melalui gawai ini meningkatkan daya baca masyarkat Kota Malang lebih luas," tandas Sutiaji.
Acara membaca serentak tersebut disaksikan langsung oleh tim penilai dari Muri. Untuk meraih rekor Muri itu, maka harus memenuhi empat kriteria PPUL (paling pertama unik dan langka). Kota Malang berhasil mencatat kegiatan ini dengan kategori paling.
Baca Juga : Kilas Balik Jejak Covid-19 di Kota Malang Hingga Pengajuan Status PSBB
"Hasil verifikasi yang kami lakukan, untuk menumbangkan rekor sebelumnya harus menambah 10 persen. Dari target 2.000, malah mencapai 2.929 peserta. Kami mencatat ini sebagai prestasi spektakuler bagi Kota Malang, yaitu membaca melalui gawai dengan peserta terbanyak mengalahkan Bandung," papar Manajer Eksekutif Muri Sri Widayati.
Siswa-siswi sekolah yang ikut serta dalam pemecahan rekor Muri kali ini tampak antusias mengikuti instruksi untuk membaca melalui gawai. Salah satunya Dinda Ardya Maharani. Siswi SMAN 1 Malang ini merasa bangga dengan prestasi ini. Menurut dia, membaca menggunakan gawai lebih fleksibel dan praktis karena tidak perlu membawa buku yang berat.
"Senang dan bangga ya. Tapi kalau terlalu lama, bikin pusing. Tapi, enak juga karena lebih fleksibel dan praktis. Cuma buku ya masih tetap berguna, nggak bisa ditinggalkan," ungkapnya.