MALANGTIMES - Tahun depan, Kota Malang akan mulai melaksanakan uji coba penggunaan angkutan umum atau angkot online. Hal itu menindaklanjuti MoU yang dilakukan Pemerintah Kota Malang dengan salah satu perusahaan penyedia aplikasi, yaitu Tron, yang dilakukan pada Selasa (26/11/2019).
Baca Juga : Tanggapan Resmi Gojek dan Grab soal Fitur Ojek Online yang Hilang dari Aplikasi
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, rencana tersebut nantinya akan dilakukan sekitar April 2020. Namun saat ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang masih belum memetakan kawasan mana yang akan digunakan sebagai uji coba.
"Kalau untuk sopir angkotnya, kami tidak memaksa ataupun membatasi. Jadi, sopir yang mau memanfaatkan aplikasi ini, monggo. Kalau tidak, juga tidak apa-apa," katanya kepada wartawan.
Sutiaji menjelaskan, angkot online ini dipilih lantaran menjadi salah satu pilihan untuk mengantisipasi kemacetan. Sebab, belum lama ini Pemkot Malang telah melakukan kunjungan langsung ke Kota Bekasi yang terlebih dulu menerapkan sistem tersebut. Hasilnya pun cukup bagus dalam mengatasi kemacetan.
Saat menjalankan aplikasi tersebut, angkot tidak akan lagi ngetem seenaknya di jalan seperti sekarang. Namun angkot akan langsung berjalan menuju lokasi yang ditetapkan oleh penumpang. Selain itu, penumpang bisa dijemput di titik terdekat tanpa harus berjalan menuju halte.
"Karena halte itu sifatnya virtual dan penumpang akan bisa melihat pergerakan angkotnya. Dan angkot akan terus berjalan tanpa ngetem dalam waktu lama," ungkapnya.
Sementara untuk besaran biaya, Sutiaji mengatakan akan dilakukan penghitungan dalam waktu dekat. Sehingga akan ditetapkan berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan para calon penumpang saat memanfaatkan layanan angkot online tersebut. Selain itu, nantinya sistem pembayaran direncanakan dilakukan menggunakan e-money.
Baca Juga : PSBB Jakarta, 5 Perjalanan KA Jarak Jauh Daop 8 Surabaya Dibatalkan
"Nanti tarifnya akan ditentukan, apakah Rp 3.500 atau bagaimana dan itu gunakan e-money," kata politisi Demokrat itu.
Sutiaji menjelaskan, sosialisasi akan terus dilakukan. Dia menyadari akan ada pro dan kontra terhadap rencana penggunaan angkot online tersebut. Namun penggunaan angkot online tetap dijalankan untuk mengurai macet dan memudahkan para calon penumpang.
"Sekarang teknologi terus berkembang. Nanti jika ada sopir yang berkeinginan memanfaatkan fasilitas ini, kami persilakan. Tapi jika tidak, juga tidak masalah. Ini saya rasa akan banyak diminati konsumen dan nanti pasti akan berkembang," pungkas Sutiaji.