MALANGTIMES - Saat ini, Indonesia tengah memasuki era digital. Era ini memberi pengaruh yang luar biasa terhadap segala aspek kehidupan manusia. Termasuk pada bahasa, sastra, dan budaya.
Baca Juga : Belajar dari Rumah Lewat TVRI Mulai Hari Ini, Intip Jadwalnya Yuk!
Salah satu dampaknya, kini muncul sastra digital, cyber literature, sastra cyber, sastra milenial, dan sejenisnya. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Dr Hj Syafiyah MA.
"Yang jelas semuanya itu memanfaatkan teknologi digital untuk menyampaikan karya-karya," ucapnya kepada MalangTIMES, Selasa (5/11/2019).
Selain itu, teknologi digital itu juga berpengaruh pada pola interaksi manusia. Jika diamati, generasi saat ini betul-betul aktif dengan media sosial dan memanfaatkan media digital. Maka dari itu, interaksi antarmanusia sudah mulai berubah.
"Maka muncul kekhawatiran-kekhawatiran, jangan-jangan nanti ini akan menggantikan posisi manusia, kemudian juga akan mengubah pola interaksi manusia sehingga kemudian aspek-aspek sosial yang dulu menjadi andalan kita, nilai-nilai sosial itu, kemudian menjadi semakin terkikis," paparnya.
Padahal, lanjutnya, di sisi lain, manusia tidak bisa menghentikan perkembangan teknologi digital. Untuk itu, mau tidak mau manusia harus mengikuti perkembangan teknologi.
"Jadi bagaimana kemudian kita justru mengambil manfaat dari itu sehingga melalui sastra dan budaya kita masih melestarikan nilai-nilai, kemudian kita masih memposisikan manusia sebagai manusia," tuturnya.
Baca Juga : Cegah Covid 19 Pada Lansia dan Anak-Anak, Pemkot Batu Akan Beri Tambahan Nutrisi
"Karena melalui sastra itu kan kita mengasah akal budi manusia. Jangan sampai aspek-aspek seperti itu hilang," imbuhnya.
Menanggapi fenomena ini, Fakultas Humaniora UIN Malang mengadakan Annual International Conference on Language, Literature, and Media (AICOLLIM) di Home Theatre Fakultas Humaniora UIN Malang, Selasa (5/11/2019).
Konferensi internasional yang digelar hingga Rabu besok (6/11/2019) tersebut mendatangkan pembicara-pembicara dari berbagai negara, diantaranya Prof Dr Maya Khemlani David dari University of Malaya, Malaysia; Dr Sulaiman Hasan Sulaiman dari Refak University Tripoli, Libya; Alistair G Welsh PhD dari Deakin University, Australia; Prof Dr Zuraidah Mohd Don dari Universiti Teknologi Malaysia; dan Drs H Djoko Suanto MEd dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.