Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

PR Besar KEK Singosari, Bina Marga: Sharing Konsep Kita Oke, Bangun Belum Realistis

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Nov - 2019, 09:20

Tangkapan layar google maps KEK Singosari. (google)
Tangkapan layar google maps KEK Singosari. (google)

MALANGTIMES - Regulasi pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari telah di tangan. Pihak pengembang pun telah siap untuk membangun dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang juga optimistis KEK Singosari terwujud.

Tapi, di balik melambungnya optimisme itu, ada pekerjaan rumah (PR) mahaberat bagi Pemkab Malang. Yakni, penyediaan aksesibilitas jalan di lokasi KEK Singosari dan wilayah terdampak lainnya. PR yang tentunya tak bisa ditunda-tunda bila pembangunan KEK Singosari mulai berjalan di tiga lokasi desa yang ditetapkan, yaitu di Desa Klampok, Gunungrejo,  dan Purwoasri.

Baca Juga : Hari Ini, Pemkot Malang Luncurkan Bansos Tahap Awal bagi Warga Terdampak Covid-19

Hal inilah yang menurut Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang menjadi PR besar dikarenakan untuk penyediaan akses jalan itu, tak realistis bila mempergunakan anggaran daerah saat ini atau ke depannya.

"Kami bicara kemampuan anggaran yang tentunya untuk mewujudkan akses jalan KEK dan wilayah pendukungnya, seperti Lawang dan Pakis. Tak mampu kita danai sendiri," kata Romdhoni, kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang.

Mantan kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang ini menegaskan, untuk menyiapkan daya dukung KEK Singosari sebagai kawasan strategis nasional, dibutuhkan juga fasilitas jalan yang strategis. "Karena masuk sebagai kawasan strategis, maka daya dukung jalannya juga harus strategis. Ini yang tak mampu kami bangun sendiri. Tapi kalau untuk sharing konsep mewujudkan hal itu, kami siap," ujarnya.

Kesiapan sharing konsep dengan pemerintah pusat dan atau pemerintah provinsi ditunjukkan dengan gambaran infrastruktur paling praktis dan realistis yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang. Misalnya, terkait akses jalan dari Bandara Abdurachman Saleh Pakis ke KEK Singosari sebagai tindak lanjut internasionalisasi bandar udara itu. 

Romdhoni menyampaikan, konsep konektivitasnya yang paling praktis adalah dengan adanya jalan tol pendek Pakis menuju Singosari. Atau,  dari exit tol Lawang menuju Singosari melalui jalur darat.  "Untuk mewujudkan itu semua, tentunya kita sampai saat ini tak mampu untuk membangunnya," ujarnya.

Selain konsep jalan tol pendek sebagai akses, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang juga mengusulkan adanya pembangunan fly-over Singosari. Hal ini dikarenakan eksisting jalan saat ini yang tak mungkin diperlebar, seperti di wilayah Tumapel, Singosari. Bila pun dilakukan pelebaran jalan sebagai pilihan pembangunan, maka tentunya diperlukan adanya pembebasan lahan di kiri dan kanan bahu jalan yang merupakan milik warga di wilayah itu.

Pembebasan lahan membutuhkan anggran besar dan waktu terbilang lama. "Sehingga hemat kami, lebih memilih jalan tol atau fly-over sebagai daya dukung KEK Singosari ini dibandingkan pembebasan lahan warga," urai Romdhoni.

Tak hanya itu. Untuk menyambungkan akses wilayah Singosari-Kota Batu pun, perlu adanya pemikiran khusus. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang berencana mengusulkan kepada Pemprov Jawa Timur (Jatim) terkait adanya pembangunan jalan tol pariwisata.

Jalan tol pariwisata itu nantinya juga akan mampu mengurai kemacetan di area Karanglo-Batu-Singosari yang dilintasi jalur rel kereta api. Keberadaan jalur itu pun menjadi bagian penyumbang kemacetan, apalagi saat KEK Singosari telah terwujud.

Baca Juga : Bantuan Pangan Non Tunai di Kota Batu Sudah Cair, Berikut Jadwal dan Lokasi Tokonya

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang Hafi Lutfi. Dia mengatakan, perlu adanya pertimbangan khusus dengan adanya jalur rel itu.

"Rel kereta api yang melintang di tengah jalur utama Singosari tentu patut diperhatikan dalam rekayasa lalu lintas pada nantinya. Jika tak ditangani, kami prediksi kawasan Singosari akan tetap macet," ujar Lutfi.

Hal ini, lanjut dia, ditambah eksisting jalan Singosari yang sekurang-kurangnya membutuhkan lebar jalan 12 meter nantinya. "Karena untuk jalur itu, butuh dua arah, yaitu keluar dan masuk kendaraan ke KEK Singosari," imbuhnya. Hafi sepakat dengan adanya rencana pembangunan jalan tol pendek dan fly-over Singosari.

Berbagai pemikiran untuk mewujudkan akses jalan dalam mengimbangi KEK Singosari itulah yang disebut Romdhoni harus realistis dengan kemampuan keuangan daerah yang ada. "Kami rencanakan pembangunan secara realistis. Untuk itu, tentu kami tak mampu membiayainya. Kami hanya mampu dalam pemeliharaan rutin tahunan saja dan selalu siap kalau diajak sharing konsep," pungkasnya.

 

 


Topik

Pemerintahan Kawasan-Ekonomi-Khusus KEK-Singosari Pemerintah-Kabupaten-Malang Dinas-Pekerjaan-Umum-Bina-Marga-Kabupaten-Malang Romdhoni


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni