MALANGTIMES - Kisah Tentang Kecupan
*dd nana
1/
Kunci rindu itu lidah yang saling menjelajah
dalam sebuah ciuman yang menepi pada desah
sebelum senyap membungkus bibirmu yang basah
dan aku yang sekarat menanggalkan resah.
"Aku temukan rumusan lain agar ciuman tidak membuat rindu bernanah dan berdarah-darah."
Sebuah kalimat meluncur dari bibir yang sibuk saling kecup
di sebuah sore. Dimana tirai-tirai gerimis
serupa terali rapuh yang entah membuatku mengenang cinta
menjadi latar sepasang yang tak mungkin disatukan dalam ikrar
yang melingkar di jari manis.
Ciuman itu candu, dan kita perlu bersiasat, sayang.
Jangan sampai ia gigil kedinginan karena tak disegerakan
Jangan sampai ia bara karena dahaga rindu yang dipasung jarak dan waktu.
Aku temukan rumusan lain untuk kecupan.
Sebuah lidah, merah dan basah tergantung dan menunggu
Dilumuri amarah rindu, lidah itu meminta pertemuan.
Percayalah, puan, cinta tak pernah memiliki kesabaran
saat lidahnya menepi pada bibir yang ditujunya.
Tapi maut menggantung tepat di lidah, sayang
Karena itulah kita harus bersiasat untuk memenangkan pergulatan
lidah kita dalam kecupan paling panjang paling liar
yang bibir kita pun tak pernah membayangkannya. Percayalah
telah aku temukan rumusan lain agar ciuman tak membakar
agar ciuman tak pernah menggigil kedinginan.
Serupa makanan yang tak disegerakan.
2/
Lalu, aku menciummu
mencari kita dalam sibuknya lidah
yang menari dan diiringi gemeruh
dada dan decakan desah serta sengal nafas.
Aku menemukan diriku yang kerap menggigil
Aku menemukanmu yang sibuk menunggu
sebuah perjamuan sunyi yang diisi oleh dua rindu
paling nyinyir dan bengal itu.
3/
Ciuman bukan sekedar menukar ludah dan lidah, bukan ?
hanya mencari kehangatan untuk bibir yang lama membiru
oleh sengat rindu yang tak pernah bisa meracik perjamuan.
Dan aku menjawab tanyamu dengan kecupan yang akan
membuat rindu semakin menggila esok harinya.
4/
Doa kita di sebuah sore
Semoga duka tak menyelinap dan menetap
di lidah kita yang saling membelit
dan memberi hangat bibir yang kerap dan rapuh
dipecundangi sepi dan luka.
*hanya penikmat kopi lokal