MALANGTIMES - Sebanyak 18 kelompok Kube (kelompok usaha bersama) di Kota Batu siap mengembangkan usahanya usai menerima bantuan dari Pemkot Batu di Balai Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Selasa (17/9/2019). Bantuan sarana dan prasarana kepada 18 kelompok Kube itu mencapai Rp 94,8 juta.
Baca Juga : Turut Terdampak Covid-19, Pembangunan Rest Area Terminal Madyopuro Ditunda
“Sebanyak 18 kube penerima sarpras mendapat dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Batu 2019,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Batu Ririck Mashuri.
Sarpras (sarana dan prasarana) yang diberikan itu berupa bantuan mesin cuci, mesin perajang keripik, kompor gas, blender, peralatan memasak, dan sebagainya. Setiap tahunnya mereka yang mengajukan program Kube dan penerima manfaat telah mandiri atau mampu mengembangkan usahanya sendiri.
Kube dibentuk untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin dengan pemberian modal usaha melalui program Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) untuk mengelola usaha ekonomi produktif (UEP).
“Mudah-mudahan dengan bantuan ini, kegiatan usaha dapat berkembang,” ucap Ririck seraya menambahkan, satu kube itu beranggota sejumlah 10 anggota.
Ke-18 kelompok itu rencananya ada yang membuat makanan ringan, pembuatan kopi, dan beberapa kegiatan lainnya. Tidak hanya sekadar diberi sarpras, tetapi mereka juga mendapatkan motivasi. Kemudian diberi pelatihan membuat kemasan produk yang menarik, perkembangan produk, dan sebagainya.
Hanya, selama ini yang menjadi persoalan adalah komitmen dan konsistensi. “Cuma masalah komitmen dari mereka, konsistensi dalam membuat produk itu, dan quality control,” jelas Ririck.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Dibatalkan
Ia menambahkan Kube ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kemampuan berusaha secara bersama dalam kelompok. Lalu peningkatan pendapatan, pengembangan usaha, dan peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial di antara para anggota Kube dan dengan masyarakat sekitar.
Tahun 2018 ada 28 Kube yang tentunya hingga saat ini terus berjalan. Seperti di Desa Giripurno, membuka laundry yang diberi bantuan mesin cuci, timbangan, dan setrika.
Lalu di Desa Totongrejo memproduksi bawang merah dan di Kelurahan Dadaprejo mengembangkan udaha carang mas. “Lalu seperti di Desa Pandanrejo, Sidomulyo dan Desa Pesanggarah, mereka mengolah kopi. Ada juga yang membuat keripik, sabun cuci. Produknya bagus-bagus,” katanya.