MALANGTIMES - Seorang bayi berusia 10 bulan di Kota Malang menderita meningokel sejak dilahirkan. Akibat kelainan cairan otak itu, bayi bernama Arsa Adi Pratama tersenut mengalami benjolan pada bagian hidung dan dahi. Benjolan itu pun terus membesar seiring dengan bertambahnya usia Arsa.
Saat ditemui di kediamannya di Jalan Candi 6 A RT 01 RW 06 Gasek, Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Arsa digendong sang ibunda, Wiwin. Berada digendongan sang ibunda, Arsa tampak tersenyum dan mengucapkan beberapa ocehan khas bayi. Sesekali dia menangis dan mengharuskan ibundanya untuk mengayunkan tubuh Arsa.
Baca Juga : Kabar Baik, Satu Pasien Positif Covid19 Tulungagung Dinyatakan Sembuh
"Ini tadi diimunisasi, Mbak. Jadinya rewel. Sudah biasa, kalau selesai diimuniasi, memang seperti itu," kata Wiwin kepada MalangTIMES sembari menepok-nepok bokong Aska agar merasa nyaman, Selasa (17/9/2019).
Membuka pembicaraan, Wiwin bercerita bahwa sakit yang diderita putra kelimanya itu diketahui sejak Arsa dilahirkan. Saat itu, benjolan yang ada di kepalanya berukuran sekitar satu centimeter. Namun sampai sekarang benjolan tersebut tumbuh dan semakin membesar. "Memang terus membesar benjolannya," tambahnya.
Dia menyampaikan, sejak bayinya diketahui mengidap meningokel. Dia beberapa kali mengajak anaknya periksa di RSSA dengan bantuan petugas puskesmas. Namun pemeriksaan tidak dia lakukan secara rutin dengan berbagai alasan.n"Biasanya kontrol di RSSA, tapi ini sudah lama tidak kontrol," ungkapnya.
Wiwin bercerita, saat mengandung buah hati kelimanya itu, ia sama sekali tidak merasakan ada gejala yang aneh. Termasuk pada kandungannya yang dia rasa masih biasa saja sama seperti kandungan pertama hingga keempatnya. "Nggak ada yang lain rasanya di kehamilan saya kemarin dan nggak pernah ngeraskan sakit," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu dokter yang mendampingi Aska, dr Gamar, menyampaikan, meningokel merupakan salah satu jenis kelainan yang memang banyak terjasi pada bayi sejak lahir. Kelainan tersebut dapat dideteksi menggunakan alat khusus sejak bayi masih dalam kandungan. "Ini penyakit yang bisa saja terjadi pada bayi dan bukan penyakit langka," imbuhnya.
Baca Juga : Kota Batu Siapkan 3 Shelter Isolasi Covid-19, Anggarannya Rp 1,3 Miliar
Perempuan berhijab itu menyampaikan, segala jenis penyakit sangat mungkin diderita bayi yang baru dilahirkan. Sehingga, nutrisi bayi sejak masih dalam kandungan hingga lahir dan masa pertumbuhan harus terus dijaga. Sebab, ketika makanan yang dikonsumsi ibu saat masih dalam kandungan sudah tak baik, maka akan berpengaruh pada perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan.
"Kondisi ibu harus dijaga swjak sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan agar tumbuh kembang anak bisa dijaga," terangnya.