Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Isu Stunting, Dinas Pendidikan Training 200 Guru UKS, Sekda Kabupaten Malang : Ini Tindak Lanjut Komitmen Rembug Stunting

Penulis : Dede Nana - Editor : Heryanto

25 - Aug - 2019, 11:56

Didik Budi Muljono Sekda Kabupaten Malang saat menandatangani komitmen melawan stunting di wilayahnya (Nana)
Didik Budi Muljono Sekda Kabupaten Malang saat menandatangani komitmen melawan stunting di wilayahnya (Nana)

MALANGTIMES - Persoalan stunting di berbagai daerah menjadi fokus perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Baca Juga : Hari Ini Pasien Positif Covid-19 Capai 4.839 Kasus, Ada 139.137 Orang Dalam Pantauan

Dimana Jokowi menyampaikan, dengan angka yang masih sekitar 30 persen, stunting tidak bisa dipandang enteng dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul ke depannya.

Harapan besar angka stunting turun diberbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Malang, secara sigap ditindaklanjuti dengan acara rembug stunting di akhir Juli 2019 lalu. 

Dimana, secara langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Didik Budi Muljono, turun tangan dan membuka acara sekaligus mewakili Pemkab Malang komit melawan stunting.

"Rembug Stunting bulan lalu, wajib ditindaklanjuti oleh  seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Malang. Karena ini bukan tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, tapi kita semua," ucap Didik Budi, Minggu (25/08/2019) kepada MalangTIMES.

Seperti diketahui,  angka stunting yang masih kisaran 30.323 dari total 154.188 balita di Kabupaten Malang, akhir 2018 lalu. 

Angka tersebut masih terbilang tinggi dan tentunya menjadi pekerjaan rumah seluruh OPD di tahun 2019 ini.

"Jadi harapan Pemkab Malang, ayo kita bersama-sama melawan stunting. Dinas Pendidikan telah mulai menggandeng berbagai pihak dan memberikan penguatan kepada para guru UKS di SD dan MI," ujar Didik.

Pernyataan Didik yang tidak hanya berada di belakang meja sebagai Sekda, memang telah dimulai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. 

Salah satunya fengan menggelar training sekolah sehat dan menggandeng pihak swasta yang memiliki komitmen sama dalam sektor kesehatan bagi para pelajar.

Komitmen untuk melawan stunting di lingkungan sekolah di Kabupaten Malang pun terus diintensifkan. 

Setelah digelar training pertama bagi para guru UKS dengan capaian target terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara merevitalisasi UKS. 

Kembali Dinas Pendidikan Kabupaten Malang menguatkan pengetahuan dan pemahaman 200 guru UKS SD/MI se-Kabupaten Malang terkait stunting.

Hal ini dibenarkan Puji Herawati Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Malang yang mengatakan pihaknya tentu memiliki komitmen dalam ikut serta mendukung pengurangan stunting.

"Beberapa kegiatan telah dilakukan pihak kita terkait itu. Kita punya UKS yang kini diintensifkan lebih maksimal. Para guru UKS juga ditraining untuk lebih menguasai persoalan-persoalan kesehatan, khususnya di lingkung sekolahannya masing-masing," ujar Puji.

Komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Malang terkait isu kesehatan yang siap diwujudkan dalam sekolah sehat (for MalangTIMES)

Walau tidak spesifik secara teknis dalam melawan stunting, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang memiliki pegawai yang besar di berbagai pedesaan. 

Jumlah pegawai inilah yang juga bisa jadi senjata dalam menurunkan angka stunting sesuai dengan tupoksinya.

"Kita lebih pada bagaimana siswa di SD/MI maupun swasta bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Harapannya dengan itu, anak-anak juga yang jadi duta di rumahnya masing-masing terkait perilaku hidup bersih dan sehat ini," ucap Puji.

Baca Juga : Kabar Baik, Satu Pasien Positif Covid19 Tulungagung Dinyatakan Sembuh

Seperti diketahui, stunting dipicu oleh asupan makanan tak bergizi dan pola hidup tidak sehat pada ibu hamil. 

Banyak faktor yang membuat ibu hamil 'terjebak' dalam persoalan itu. 

Salah satunya adalah ketidaktahuan, sampai pada faktor ekonomi keluarga.

Faktor ketidaktahuan ibu hamil atas pola hidup tidak sehat, bisa disiasati dengan sosialisasi intensif pihak-pihak terkait. 

Dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai pelosok desa. 

Dinas Pendidikan pun bisa berperan di lingkup sekolahan dengan mengajarkan dan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat kepada para siswanya.

Sedang untuk faktor ekonomi, dimana stunting terjadi karena kurang gizi dalam kurun waktu lama sekali yakni 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). 

Periode HPK ini dimulai dari ibu yang akan melahirkan, bisa diatasi dengan berbagai program tambahan makanan sehat. 

Baik melalui program Pemkab Malang sampai pada tingkat desa melalui Posyandu dan kegiatan lainnya.

Hal ini pula yang membuat Didik Budi meminta kepada seluruh OPD Kabupaten Malang untuk bersama-sama melawan stunting. 

"Karena sekali lagi stunting tidak bisa ditangani oleh satu, dua OPD saja. Wajib semua OPD untuk bekerja sesuai tupoksinya melawan stunting ini," tegasnya.

Perilaku hidup sehat dan bersih yang diintensifkan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, adalah contoh dari tindaklanjut hasil rembug stunting yang tentunya perlu disegerakan juga di OPD lainnya.

Karena, lanjut Didik, Pemkab Malang telah mencanangkan adanya penurunan angka stunting 10 persen di tahun 2019 ini. 

"Targetnya sekitar 10 persen bisa turun dari total sekitar 20 persen pada tahun lalu. Ini bisa dilakukan bila kita bersama-sama mencegahnya," pungkasnya.

 


Topik

Kesehatan Isu-Stunting Dinas-Pendidikan-Kabupaten-Malang Didik-Budi-Muljono Sekda-Kabupaten-Malang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Heryanto