MALANGTIMES - Tim Cagar Budaya Kota Malang mulai mengunjungi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nasrani Sukun, Sabtu (3/8/2019. Kunjungan tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam berprosesnya TPU Nasrani Sukun menjadi salah satu Cagar Budaya di Kota Malang.
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Pemakaman Umum (UPT PPU) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Takroni Akbar menjelaskan, pihaknya masih menunggu arahan dari Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang. "Selain itu, tentunya kami juga akan lapor lagi kepada pimpinan, mengenai hal ini dan serta mengenai masalah perawatan untuk kawasan makam agar bisa mendapatkan anggaran khusus sehingga makam-makam bersejarah terawat dengan baik," bebernya.
Namun saat ini, pihaknya tetap berupaya melakukan perawatan makam-makam Belanda dengan baik, agar tetap bisa terus terjaga hingga kemudian kawasan TPU Nasrani Sukun bisa ditetapkan menjadi salah satu Cagar Budaya di Kota Malang. "Banyak makam tokoh-tokoh yang bersejarah di sini," bebernya.
Sementara itu, salah satu Tim Cagar Budaya Kota Malang yang hadir, arkeolog M Dwi Cahyono, mengatakan diharpakan nantinya setelah ditetapkan menjadi kawasan heritage, bisa menambah pemanfaatan dari kawasan makam. "Sehingga fungsinya bukan hanya kawasan makam saja, namun bisa juga ditambah memiliki pemanfaatan lain," bebernya.
Lebih lanjut Dwi menjelaskan mengenai kawasan TPU Nasrani Sukun, jika dari blue plan, sebetulnya kawasan TPU Nasrani Sukun, memiliki sebuah taman di depan pintu masuk makam. Namun saat ini, bagian tersebut sudah menjadi sebuah SPBU.
Dari situ nantinya juga perlu ditelusuri, bagaimana, bisa terjadi peralihan fungsi. Sebab, tentunya kawasan taman tersebut, dulunya memang memiliki fungsi yang penting, seperti lokasi parkir maupun lokasi untuk berbagai kegiatan lainnya.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
"Kawasan TPU ini juga memiliki ciri khas bangunan, di mana pada bagaian tengah selalu lebih besar dan menonjol dan di sampingnya dengan ruangan sayap. Selain itu, ada ruangan yang mungkin saja dulunya sebagai ruangan perenungan oleh keluarga orang yang meninggal," bebernya.
Ditambahkannya, kawasan TPU Nasrani Sukun, dulunya selain lokasi Pemakaman orang Belanda, diduga juga sebagai lokasi Kependudukan atau Kepencatatan Sipil (Dukcapil). Sebab, mengenai administrasi, orang-orang Belanda selalu melakukan sistem administrasi dengan baik. Baik itu kelahiran hingga kematian.
Setelah berdikusi mengenai cerita TPU Nasrani Sukun, Tim Cagar Budaya Kota Malang yang hadir, seperti M Dwi Cahyono, Budi Fatoni, dan Agung Buana dan beberapa tim lainnya, berkeliling ke seluruh kawasan TPU Nasrani Sukun untuk menggali data dan mengetahui pasti kondisi dari TPU Nasrani Sukun.