MALANGTIMES - Sektor pertanian di Kabupaten Malang secara angka sangatlah memuaskan. Berbagai capaian, misalnya surplus beras setiap tahun sampai dengan ragam produk pertanian dan perkebunan yang mendunia, menjadi bagian indikator prestasi para petani di Kabupaten Malang.
Tetapi, tentunya di era revolusi industri 4.0 ini, berbagai tantangan tak bisa dielakkan para petani. Pesatnya teknologi telah mengubah wajah pertanian saat ini. Pun dengan persoalan klasik regenerasi petani, biaya produksi, permainan pasar sampai lahan pertanian yang juga diintai alih fungsi lahan.
Baca Juga : Terbuka untuk Umum, Arema Berzikir dan Berselawat Kembali Digelar
Kondisi-kondisi itulah yang membuat petani niscaya berorganisasi. Berhimpun satu sama lain untuk menghadapi berbagai tantangan di era saat ini serta menguatkan soliditas untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan dan tentunya memakmurkan nasib petani itu sendiri.
"Di era ini petani tidak bisa berjalan sendiri. Pelibatan berbagai unsur, baik pemerintah daerah, pihak swasta dan tentunya perguruan tinggi (PT), menjadi kebutuhan mendesak. Karena itu, petani harus terus didorong untuk berhimpun dalam sebuah organisasi," kata Mochammad Aris, ketua Dewan Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Malang, Senin (29/07/2019) kepada MalangTIMES.
Seruan Aris tersebut menjadi relevan dengan berbagai kondisi saat ini. Terlepas dari berbagai prestasi pertanian yang ada di Kabupaten Malang, tantangan besar telah berada di beranda depan para petani. Pasar bebas, inovasi teknologi pertanian, sampai jalur distribusi pemasaran produk pertanian telah mengalami perubahan sangat cepat. Petani tentunya tak bisa sendiri untuk menjawab berbagai tantangan tersebut.
"Maka HKTI sebagai organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional dan punya fungsi dalam pengembangan perdesaan di bidang agrikultur punya kewajiban untuk berada di depan dalam berbagai kondisi yang dialami dan akan dihadapi para petani ke depannya. Profesionalisme dan persaudaraan yang jadi ciri HKTI yang harus dikawal terus dalam memakmurkan para petani," ujar Aris yang secara langsung telah melantik dan menitipkan tugas besar itu kepada 33 dewan pengurus HKTI tingkat kecamatan di Kabupaten Malang, Sabtu (27/07/2019) lalu.
Ke-33 dewan pengurus HKTI kecamatan inilah yang didorong untuk mampu merangkul para petani di perdesaan, baik yang berhimpun dalam gapoktan (gabungan kelompok tani) maupun yang masih berjuang sendirian. Khususnya, para pengurus HKTI periode 2019-202 didorong untuk mampu mendengarkan secara langsung berbagai kebutuhan petani di wilayahnya masing-masing.

Pengurus HKTI juga didorong aktif menjalin hubungan baik dengan berbagai pemangku kepentingan yang ada. Salah satunya adalah kalangan perguruan tinggi yang konsen dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Malang.
Pelibatan aktif dengan perguruan tinggi menjadi bagian dalam menguatkan para petani di era revolusi industri 4.0. Pola pertanian dan sebagainya yang juga berubah bisa juga diadaptasi oleh para petani dengan adanya keterlibatan perguruan tinggi di dalamnya.
"Jalinan hubungan dengan perguruan tinggi menjadi penting untuk memajukan dan memakmurkan petani. Ini yang juga saya tekankan kepada para pengurus HKTI di 33 kecamatan yang baru dilantik. Saat ini HKTI telah menggandeng Universitas Brawijaya (UB) dalam hal itu," ujar Aris yang saat pelantikan juga didampingi Dekan Fakultas Pertanian (FP) UB Malang Dr Damanhuri dan Ketua Himapaska FP UB Eko Handoko.
Baca Juga : Belajar Bertani Cara Modern, Kelompok Tani Kota Batu Bakal Diboyong ke Jepang
Pelibatan UB oleh HKTI yang berdiri sejak tahun 1973 dan dipimpin oleh Jenderal TNI (Purn) Moeldoko ini diproyeksikan akan menjadi daya ungkit bagi kehidupan para petani di Kabupaten Malang. Berbagai inovasi di bidang pertanian yang dilakukan UB, bisa juga nantinya diterapkan di lapangan.
"Dan ini akan semakin mampu memajukan dan memakmurkan petani pada nantinya. Karena itu, saya pesankan bagi seluruh pengurus untuk mampu menjalin hubungan baik lintas sektoral," ucap Aris.
Peran pemerintah daerah pun harus terus dikuatkan melalui hubungan baik tersebut. Para penyuluh dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, ujar Aris, harus dirangkul oleh HKTI.
"Juga pemerintah desa. Sehingga petani memiliki dukungan penuh dari PT, Pemerintah daerah dan pemerintah desa. Ini semua menjadi bagian dalam menguatkan HKTI sebagai bridging institution sesuai amanah rakornas. Yaitu menjadi organisasi yang memberikan solusi dalam memakmurkan petani," pungkas Aris.