MALANGTIMES - Monumen Chairil Anwar yang berada di kawasan Kayutangan tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Kota Malang. Pasalnya, di Indonesia, hanya ada dua monumen yang menunjukkan kegagahan tokoh sastrawan kenamaan itu.
Belum lama ini, monumen yang tepat berada di depan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus itu telah selesai dipugar dan ditinggikan dengan gaya taman yang lebih segar. Selanjutnya, monumen itu akan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Baca Juga : Didi Kempot Gelar Konser Amal dari Rumah, Hanya 3 Jam Donasi Capai Rp 5,3 Milliar
Hal itu disampaikan Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Agung H. Bhuana. Dia mengatakan penetapan cagar budaya akan dilakukan tahun ini. "Monumen Chairil Anwar memiliki nilai sejarah yang luar biasa, dan akan ditetapkan sebagai cagar budaya tahun ini," katanya kepada wartawan.
Penetapan itu juga berkaitan dengan akan ditetapkannya kawasan Kayutangan sebagai kawasan wisata heritage. Sehingga, Monumen Chairil Anwar itu belum lama ini dilakukan pemugaran pada area tamannya. Harapannya mampu memberi kenyamanan tersendiri bagi wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan Kayutangan nantinya.
Lebih jauh Agung menyampaikan, Monumen Chairil Anwar itu sendiri diinisiatori oleh H Hudan Dardiri untuk menghormati Chairil Anwar sebagai penyair sekitar tahun 1955. Terlebih, penyair kelahiran Medam itu pernah menginjakkan kakinya di Kota Malang saat menghadiri Sidang Pleno Ke-5 Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang kemudian berubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1947.
Sidang tersebut berlangsung pada 27 Februari hingga 5 Maret 1947 di Gedung Concordia Societiet yang kini menjadi pusat pertokoan atau mal Sarinah. Lokasi itu dekat sekali dengan berdirinya patung tersebut.
Baca Juga : SBY Persembahkan 'Cahaya Dalam Kegelapan', Lagu Bagi Para Pejuang Covid-19
"Di Indonesia hanya ada dua monumen Chairil Anwar. Kota Malang lebih istimewa karena Chairil Anwar tak disandingkan dengan tokoh mana pun dan lebih menonjol," ungkap Agung.